Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Budaya Antre Dimulai dari Contoh Orang Dewasa

24 Agustus 2023   11:16 Diperbarui: 24 Agustus 2023   11:27 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Budaya Antre Dimulai dari Contoh Orang Dewasa

Mengantre adalah aktivitas yang sering menjengkelkan. Bukan lantaran menunggu waktu dapat giliran yang menjengkelkan itu.

Kita sering dibuat jengkel oleh ulah oknum tertentu yang menyerobot antrean. Dari arah belakang tiba-tiba ada orang yang nyelonong di antrean depan kita.

Waktu giliran kita terpaksa tertunda gara-gara oknum yang menyerobot tadi.

Perlu Kesadaran dalam Mengantre

Pada saat kita berdiri dalam suatu antrean yang panjang, kita harus berupaya untuk bersabar. Anggap kita akan mengunjungi orang tua. Kita akan mendapatkan "warisan" berharga! Dengan berpikir positif seperti itu, rasa pegal di kaki akan betkurang.

Bayangkan sesuatu yang menyenangkan jika sudah tiba giliran. Lupakan kaki yang terasa pegal, rasa haus, atau keinginan untul keluat dari antrean.

Orang Dewasa Perlu Menjadi Contoh

Sering kita melihat orang tua/dewasa yang dengan "bangga" menyerobot antrean sambil menggandeng dan atau menggendong bayi. Dengan alasan demi anak kecil, ia tega menyerobot antrean.

Orang lain pun banyak yang merasa kasihan menyaksikan hal itu. Padahal, perilaku seperti itu tidak baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun