Budaya Antre Dimulai dari Contoh Orang Dewasa
Mengantre adalah aktivitas yang sering menjengkelkan. Bukan lantaran menunggu waktu dapat giliran yang menjengkelkan itu.
Kita sering dibuat jengkel oleh ulah oknum tertentu yang menyerobot antrean. Dari arah belakang tiba-tiba ada orang yang nyelonong di antrean depan kita.
Waktu giliran kita terpaksa tertunda gara-gara oknum yang menyerobot tadi.
Perlu Kesadaran dalam Mengantre
Pada saat kita berdiri dalam suatu antrean yang panjang, kita harus berupaya untuk bersabar. Anggap kita akan mengunjungi orang tua. Kita akan mendapatkan "warisan" berharga! Dengan berpikir positif seperti itu, rasa pegal di kaki akan betkurang.
Bayangkan sesuatu yang menyenangkan jika sudah tiba giliran. Lupakan kaki yang terasa pegal, rasa haus, atau keinginan untul keluat dari antrean.
Orang Dewasa Perlu Menjadi Contoh
Sering kita melihat orang tua/dewasa yang dengan "bangga" menyerobot antrean sambil menggandeng dan atau menggendong bayi. Dengan alasan demi anak kecil, ia tega menyerobot antrean.
Orang lain pun banyak yang merasa kasihan menyaksikan hal itu. Padahal, perilaku seperti itu tidak baik.
Jika ingin mendapatkan pelayanan lebih cepat, sudah seharusnya datang lebih awal, lebih pagi, atau lebih cepat daripada para pengantre yang lain.
Jika orang dewasa/orang tua memberikan contoh yang tidak baik kepada anak-anak, tentu akan menjadi sesuatu yang kontraproduktif.
Penajam Paser Utara, 24 Agustus 2023
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI