Persiapan Panitia Kurban di Wilayah Kami
Rapat resmi dengan undangan dilakukan sebanyak tiga kali. Pak M. Agus berperan dalam rapat tersebut. Rapat terakhir dilaksanakan hari Ahad (25/6/23). Dalam rapat yang dilaksanakan pada malam hari usai Isya tersebut disampaikan informasi bahwa jumlah sapi yang akan dikurbankan sebanyak 12 (dua belas) ekor. Kemudian jumlah kambing ada lima ekor.
Pada hari Selasa (27/6/23) kupon untuk pengambilan daging kurban dibagikan kepada warga Perumahan Penajam Indah Lestari, Blok A/31. Setiap rumah mendapatkan satu kupon. Kemudian warga yang berkurban mendapatkan lima kupon. Seperti di tempat lain, satu sapi "dibeli" dengan gotong royong tujuh warga. Panitia Kurban mematok anggaran tiga juta rupiah untuk satu orang. Tujuh kali tiga juta sama dengan dua puluh satu juta rupiah. Total uang sebanyak itu sudah termasuk biaya angkut dan dana untuk konsumsi panitia yang menyembelih, memotong-motong daging dan tulang, serta membagikan daging.Â
Jumlah panitia pada saat pelaksanaan pemotongan hewan kurban sekitar seratus orang. Â Warga sebanyak itu akan mendapatkan kesempatan untuk menikmati hidangan siang. Ada warga yang mendapatkan tugas untuk menanak nasi. Kemudian untuk membuat minuman kopi dan jahe, serta masakan daging, kebetulan istri tercinta di rumah ditunjuk sebagai koordinator.
Sebagai tempat untuk berkumpul memasak kebetulan di rumah kami. Sejak hari Ahad (25/6/23), bahkan beberapa hari sebelumnya, istri tercinta sudah sibuk mencicil membeli bumbu dan melakukan persipan yang lain. kebetulan jenis masakan yang akan diolah ada beberapa jenis. Rencana akan membuat tongseng, gulai, dan sop.Â
Daging kambing dimasak gulai dan tongseng. Kemudian, daging sapi dimasak sop, termasuk sop tulang. Sejak pagi hari (29/6/23) kesibukan sudah terjadi.Â
Hingga pukul 09.30 Wita saya masih di rumah. Suasana rumah yang hiruk-pikuk oleh kehadiran ibu-ibu tetangga membuat suasana sangat berisik. Bukan hanya di dapur. Peralatan memasak juga disiapkan di teras rumah.
Sementara itu, tidak jauh dari rumah kami, sapi-sapi masih menunggu untuk giliran dipotong. Ada beberapa ekor  berada di sisi jalan atau gang di belakang rumah "Pelong:.
Sebagian sapi diikat di belakang masjid Al Muhajirin. Beberapa warga tampak melihat-lihat keberadaan sapi-sapi tesebut. Tam[ak Pak Tukirin menggendong cucunya.
Pada saat saya melihat menantu Haji Ahmad Muzni, Pak Nasir (guru SMP 7 PPU), segera ia saya minta berdiri dekat salah satu sapi. Â yang menunggu antrean untuk dipotong alias disembelih.
Mendekati pukul 10.00 Wita saya masih di rumah. beberapa ibu menegur saya, "Mengapa belum ke masjid?". Saya menjawab bahwa tugas saya membagikan daging yang sudah dipotong. Tugas itu akan dimulai pada siang hari. Untuk itu, saya tidak perlu terburu-buru ke masjid. Kalau pun saya ke  masjid, saya akan lebih banyak menjadi "pengawas". Panitia begitu banyak dan menjalankan tugas masing-masing.