Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Waktu Makan Bakso yang Nyaman, Kapan?

6 Juni 2023   21:24 Diperbarui: 6 Juni 2023   21:28 1959
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menuangkan air panas ke dalam cangkir (dokpri)

Waktu Makan Bakso yang Nyaman, Kapan?

Siapa yang hobi makan bakso? Kapan biasanya Anda makan bakso? Siang hari pas panas-panasnya cuaca? Mungkin sore hari pas perut mulai setengah lapar! Atau pada malam hari jelang tidur?

Setiap orang memiliki kebiasaan makan bakso sesuai selera. Hal yang pasti, saat mau makan bakso dalam kondisi memang perut minta diisi, bukan saat perut sudah penuh makanan, khan?

Pada hari Selasa pagi (6/6/23) saya meracik sendiri hidangan bakso. Maksudnya menyiapkan satu porsi untuk diri sendiri dari bahan-bahan yang sudah siap. Pada hari sebelumnya, istri tercinta dan anak lanang yang tinggal di rumah sudah menikmati bakso itu. Saat siang dan sore mereka begitu bersemangat menyantap bakso. Sementara, saya masih menikmati masakan lain, yaitu sayur nangka pedas pada hari Senin (5/6/23).

Baru pada pagi hari Selasa itu saya mempunyai keinginan untuk makan bakso. Makan bakso untuk sarapan, apakah lazim? Entahlah. Bahan-bahan untuk dicampur sudah siap semua.

Pentol bakso hasil olahan istri tercinta (dokpri)
Pentol bakso hasil olahan istri tercinta (dokpri)
Mula-mula saya panaskan kuah bakso yang ada di panci dekat kompor. Kemudian "gerombolan" pentol bakso saya ambil dari dalam kulkas. Saya ambil sekitar enam butir pentol saja kemudian saya masukkan ke dalam panci yang mulai panas.

Pentol bakso dimasukkan panci berisi kuah bakso (dokpri)
Pentol bakso dimasukkan panci berisi kuah bakso (dokpri)

Sambil menunggu kuah bakso mendidih, saya menyiapkan (mengambil) bahan-bahan lain untuk "adonan" yang saya masukkan ke dalam piring biasa. Saya sengaja memakai piring makan biasa, bukan mangkok yang lazim untuk makanan berkuah. Saya memilih piring makan biasa agar nanti saat adonan sudah dimasukkan ke dalam piring semua, kuah bakso tidak terlalu panas. Saya akan nyaman menikmati. 

Mi putih (dokpri)
Mi putih (dokpri)

Kalau beli bakso di warung, saya biasa meminta mi putih saja. Jarang sekali saya mau mi campur (mi putih dan mi kuning). Hanya kalau pas lupa saja, saya terima apa adanya. Untuk kali ini, saya menyiapkan mi putih dan mi kuning.

Mi kuning (dokpri)
Mi kuning (dokpri)
Mi kuning di rumah cukup menarik daripada mi kuning di warung. Untuk itu, saya ambil sedikit mi putih dan sedikit mi kuning kemudian saya letakkan ke dalam piring makan berwarna putih. Tidak lupa saya tambahkan daun seledri yang sudah dipotong-potong oleh istri tercinta pada hari sebelumnya.

  

"adonan" bakso siap dituangi kuah (dokpri)

Untuk sarapan, saya tidak dapat makan terlalu banyak. Porsi minimalis saya pilih. Untuk "musik" selama menikmati makan bakso, saya siapkan kerupuk emping melinjo.

Kerupuk emping melinjo (dokpri)
Kerupuk emping melinjo (dokpri)

Lengkap sudah "adonan" sarapan bakso pada pagi hari itu. Setelah kuah bakso mendidih, segera saya ambil sendok sayur. Perlahan-lahan saya tuangkan kuah itu ke dalam piring.

Kuah bakso terasa asin (dokpri)
Kuah bakso terasa asin (dokpri)

Setelah kuah saya tuangkan ke dalam piring (tidak terlalu banyak). saya cicipi lebih dahulu. Waduh, saya merasakan terlalu asin. Untuk itu, segera saja piring itu saya dekatkan ke mulut termos air panas. Perlahan-lahan saya tekan tombol untuk mengeluarkan air panas itu. Sedikit saja air panas yang saya isikan ke dalam piring makan.

Ditambah air pans untuk kurangi rasa asin (dokpri)
Ditambah air pans untuk kurangi rasa asin (dokpri)

Kemudian, saya bersiap untuk mulai menyantap hidangan itu. Sebelumnya, saya sudah menurunkan panci kuah bakso. Kemudian, cerek kecil berisi air minum dari galon saya letakkan di atas kompor. Sambil menunggu air mendidih, saya menikmati bakso di pagi hari yang masih terasa agak dingin.

Tambah nasi (dokpri)
Tambah nasi (dokpri)

Makan apa pun agar terasa cukup kenyang, saya tambahkan nasi sedikit. Dengan itu, rasa asin juga kian berkurang. Saya memang tidak sanggup makan makanan apa pun yang menurut lidah saya cukup asin. Kepala cepat pening kalau makan makanan yang cukup asin.

Satu porsi ludes (dokpri)
Satu porsi ludes (dokpri)

Dalam waktu tidak terlalu lama, satu porsi bakso ludes. Tinggal sisa kuah sedikit yang masih saya rasakan cukup asin. Saya tidak mau menghabiskan kuah yang tinggal sedikit itu. Ada rasa khawatir kepala akan pening jika dipaksakan.

Selanjutnya, saya menyiapkan cangkir dan kopi untuk minum. Cangkir berukuran kecil yang saya pilih. Saya tidak terbiasa minum kopi dengan cangkir atau gelas berukuran besar.

Menyiapkan cangkir untuk minum kopi (dokpri)
Menyiapkan cangkir untuk minum kopi (dokpri)
Tidak berapa lama, air dalam cerek sudah mendidih. Saya pun bergegas menuangkan air panas dari cerek ke dalam cangkir yang sudah saya isi dengan satu saset kopi ginseng.

Menuangkan air panas ke dalam cangkir (dokpri)
Menuangkan air panas ke dalam cangkir (dokpri)
Selanjurnya, kopi di dalam  cangkir saya aduk perlahan-lahan. Perlu kesabaran untuk menghancurkan atau membuat kopi larut oleh air panas itu. Kopi ginseng yang saya seduh itu memang cukup padat. Kalau air yang dituangkan kurang panas, diperlukan waktu lebih lama untuk mengaduknya.

Penajam Paser Utara, 6 Juni 2023 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun