Perjalanan Menuju Samarinda (28/5/23)
Perjalanan rombongan pengawas dari Kabupaten Penajam Paser Utara  dimulai pagi hari. Mobil yang dikemudikan Pak Anas Baenana meluncur sejak pukul 08.30 wita. Pak Habel Hewi adalah penumpang pertama yang dijemput di dekat rumah Hj. S. Khasanah. Selanjutnya, mobil pribadi Pak Anas Baenana itu meluncur menuju kilometer tiga Penajam.
Pak Sugeng Mardisantoso menunggu di rumah Pak Mokhamad Syafii. Dengan demikian, empat penumpang sudah berada dalam mobil. Selanjuntya, Pak Sukma Widjaya yang rumahnya tidak jauh dari rumah Pak Mokhamad Syafii yang dijemput.
Hujan gerimis mulai turun. Saya menunggu dijemput di area parkir Kantor Inspektorat kabupaten. Tiada berapa lama, saya lihat ada mobil berhenti di depan papan nama Kantor Inspektorat. Dengan langkah lebar-lebar saya berjalan mendatangi mobil itu.
Saya berusaha membuka pintu di tengah tetapi diberi tahu agar masuk lewat pintu depan. Alhamdulillah, saya diberi tempat duduk di samping driver.
Tas punggung saya diminta untuk diletakkan di bagian tempat duduk di tengah, di antara tempat duduk Pak Sugeng Mardisantoso dan Pak Habel Hewi. Sementara itu, pada tempat duduk bagian belakang ada Pak Mokhamad Syafii dan Pak Sukma Widjaya.
Mobil pun meluncur menuju pelabuhan kapal feri. Pagi hari Ahad (28/5/23) jalanan agak lengang. Tidak banyak kendaraan yang akan menumpang kapal feri.
Kami menyaksikan kapal feri yang akan kami tumpangi benar-benar sepi. Â Mobil yang dikemudikan Pak Anas Baenana pun diarahkan oleh petugas menuju posisi sebelah kanan depan, dekat tangga.
Kami segera menuju lantai dua untuk mencari tempat duduk yang nyaman. Lantai satu (dasar) digunakan untuk parkir kendaraan, baik roda dua mapun roda empat.
Pada lantai dua suasana benar-benar sepi. Kami hanya melihat satu penumpang yang duduk di belakang kami. Kursi-kursi lain tidak ada yang mnduduki. Suasana benar-benar sunyi.
Perjalanan dengan kapal feri terasa begitu cepat. Kami tidak membeli minuman di kantin kapal feri itu. Teman-teman yang saya tanyai tidak ada yang berkeinginan untuk minum kopi atau teh hangat. Tiba di Pelabuhan Kariangau, mobil segera keluar dengan leluasa. Jalanan yang kami lewati juga tidak terlalu padat.
Gerbang Tol pun kami lewati dengan lancar. Kartu E-tol yang dibawa Pak Anas Baenana menunjukkan saldo lebih dari seratus ribu rupiah. Namun, tidak cukup untuk membayar tarif tol. Untuk itu, kami akan (mengisi) Top Up E-Tol di rest area satu-satunya di sepanjang jalan tol arah Balikpapan-Samarinda.
Tempat Top Up E-Tol agak ramai. Namun, saya dapat lebih awal menuju loket. Teman-teman satu mobil saya minta untuk meenuju tempat rehat di dekat tempat Top Up E-Tol tersebut.
Nota pun saya terima setelah uang enam ratus ribu rupiah saya berikan. Kami perlu mengisi sebanyak itu untuk bayar tol dan kapal feri. Untuk naik kapal feri  dari Pelabuhan Feri Penajam sudah diberlakukan seperti masuk gerbang tol.
Tempat singgah untuk rehat cukup kekinian. Namun, makanan atau jajanan tradisional masih dapat dijumpai, yaitu gorengan. Kami memilih jenis-jenis gorengan yang tersedia di lemari kaca. Ada pisang goreng, tempe goreng tepung, tahu isi, dan bakso tahu goreng.
Minuman yang kami pesan ssuai selera. Pak Sukma Widjaya memilih teh manis. Saya, Suprihadi dan Pak Habel Hewi memilih kopi hitam. Kemudian, Pak Mokhamad Syafii dan Pak Sugeng Mardisantoso memilih kopi susu. Sementara itu, Pak Anas Baenana tidak memesan minuman. Katanya cukup minum air mineral.
Â
Setelah buang air kecil di toilet, kami segera meninggalkan rest area tersebut. Rombongan Pak Imam Mudin + Pak Tri Wahjoedi + Bu Syamsiah tampak sudah tiba di rest area pula.Perjalanan pun dilanjutkan. Pak Anas Baenana cukup semangat mengemudikan mobil pribadinya. kecepatan rata-rata seratus kilo meter per jam.Â
Tempat kegiatan bimtek kami di Hotel Haris. Lokasinya sangat dekat dengan jembatan Mahakam lama. Pak Sukma Widjaya mengabadikan latar jembatan sungai Mahakam bersama Pak Anas Baenana.
Untuk acara pembukaan bimtek dilaksanakan pada malam hari. Kami belum mendapatkan jatah makan siang. Untuk itu, setelah melakukan registrasi dan memperoleh kunci kamar, kami segera memesan makanan lewat aplikasi. Saya memilih makanan nasi pecel.
Pak Imam Mudin juga memesan lewat aplikasi makanan yang berbeda. Dengan lahap kami menikmati makanan masing-masing di kamar. Kami enggan untuk keluar hotel. Sementara itu, sebagian besar kawan pengawas dan penilik dari Penajam Paser Utara memilih untuk pergi ke warung makan terdekat.Â
Pak Sugeng Mardisantoso bersama beberapa pengawas dan penilik memilih makan di warung bakmi. Mereka cukup ceria menikmati hidangan mi kuah dan mi goreng yang dipilihnya.
Pada hari Ahad pagi, siang hingga sore itu kami lebih banyak berada di kamar hotel. Selain beristirahat, kami juga mempersiapkan diri untuk mengikuti acara pembukaan bimtek yang dilaksanakan pada malam hari setelah waktu makan.
Penajam Paser Utara, 28 Mei 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H