Anak-anak memang suka bermain. Permainan yang mengandalkan fisik lebih bagus untuk pembentukan tulang yang kuat. Perjalanan dari rumah Nanik-Sriyono ke Alun-Alun Klaten tidak memakan waktu lama. Behubung waktu lepas tengah hari, sinar surya begitu terik kami rasakan.
Untuk itu, kami mencari lokasi yang agak teduh, yaitu di dekat pohon rindang pada sisi dekat eks-gedung bioskop Rita. Mobil yang dikemudikan Yunus diparkir di sana pula.
https://youtube.com/shorts/tNLe3Zg-7jI?feature=share
Mula-mula Zaki memilih permainan otopet. Usia yang masih muda dan kaki yang belum kuat membuat Zaki kurang begitu terampil menjalankan otopet. Dengan dorongan dan arahan ayahnya, Zaki pun dapat menjalankan otopet meskipun tidak dapat laju.
Permainan kedua yang dipilih dua cucu kami tersebut adalah menangkap anakan ikan lele dengan jala mini. Sebuah kolam ikan buatan disiapkan oleh penyedia jasa permainan. Di dalam kolam yang dilapisi terpal plastik tebal itu dimasukkan air yang jernih separuh tinggi kolam. Kemudian disiapkan ember kecil dan jala mini seperti saringan kopi atau teh berukuran tanggung yang cocok dipegang anak-anak untuk bermain.
Permainan ketiga yang dipilih oleh Zaki dan Zaskia adalah permainan yang memerlukan olah fisik. Mereka harus naik tangga kemudian memasuki lorong berbentuk badan ular dan keluar dari lorong melalui "mulut" ular tersebut.
Berhubung kondisi cukup panas, Zaki dan Zaskia tidak mau berlama-lama di arena bermain yang diberi cat warna-warni itu. Lantai yang dilapisi rumput plastik terasa cukup panas saat diinjak. Sinar surya benar-benar cukup terik siang hari itu.
Kami pun bergegas meninggalkan Alun-Alun Klaten yang begitu nyaman sebagai tempat bermain. Lapangan rumput pada tengah lapangan terlihat begitu lengang. Belum ada aktivitas masyarakat yang berolah raga di sana.