Kunjungan Pemantauan Pesantren Kilat Tertunda
Jadwal pemantaun pelaksanaan Pesantren Kilat hari Senin tanggal 27 Maret 2023 ada dua sekolah. Saya mendapatkan jadwal memantau ke SMP 11 PPU dan SMP 22 PPU. Dua sekolah itu berlokasi di tempat yang berjauhan. SMP 22 PPU berlokasi di Kelurahan Gunung Seteleng, Kecamatan Penajam. Sementara, SMP 11 PPU berlokasi di Labangka, Kecamatan Babulu.
Hari Senin, 27 Maret 2023 kami sudah berkunjung ke SMP 11 PPU. Rencana saya mau melanjutkan kunjungan ke SMP 22 PPU hari itu juga. Namun, kami ada urusan di kantor disdikpora sekembali dari Labangka, Babulu.
Untuk SMP 22 PPU baru saya kunjungi pada hari Selasa, 28 Maret 2023. Pagi-pagi saya sudah tiba di SMP 22 PPU yang berlokasi tidak begitu jauh dari rumah tinggal kami. Para siswa sudah bersiap untuk melaksanakan salat Duha ketika saya tiba di sekolah yang dipimpin oleh Bu Dwi Astutik itu. Saya pun merekam situasi di halaman sekolah dan musala yang tidak jauh lokasinya.
Setelah memarkir sepeda motor, saya pun masuk ke ruang guru. Salam dan sapa pun berlangsung hangat. BU Dwi Astutik langsung menemui saya di ruang kepsek. Perbincangan di ruang itu pun berlangsung diselingi kesibukan administrasi. Mas Wahyu staf administrasi selalu berkoordinasi dengan kepsek saat akan melakukan suatu tugas. Hal itu dilakukan agar tugas yang dikerjakan sesuai petunjuk.
Saya tidak terjun langsung memantau anak-anak yang sedang melaksanakan salat duha, membaca kitab suci Al Quran, atau saat mendengarkan ceramah dari guru-guru yang bertugas mengisi materi pesantren kilat. Foto-foto saat mereka melakukan kegiatan yang saya minta untuk dikirimkan.
Saya duduk berkomunikasi dengan kepsek dan ketua panitia pesantren kilat, yaitu Pak Asse, guru mata pelajaran bahasa Inggris. Kebetulan guru PAI (Pendidikan Agama Islam) sedang dirawat di rumah sakit Balikpapan. Tempat tinggal Pak Akil, guru PAI SMP 22 PPU di Kota Balikpapan.
Perbincangan kami di ruang kepsek. Menurut penuturan ketua panitia, semua guru SMP 22 PPU dilibatkan dalam kegiatan pesantren kilat. Semua guru mata pelajaran mengisi materi peskil. Pembagian tugas pun dilakukan agar semua guru mendapatkan jatah untuk mengisi kegiatan itu.
Siswa Non-Muslim
Untuk siswa non-muslim melakukan kegiatan yang dipimpin oleh guru mata pelajaran yang beragama non-muslim. Kegiatan mereka di ruang terpisah.
Dalam penerapan pendidikan berkarakter, semua siswa harus mendapatkan pelayanan terbaik. Para guru bekerja sama untuk mengarahkan peserta memiliki karakter Pancasila yang sesuai harapan pemerintah.
Kegiatan sekolah negeri harus mengakomodasi semua siswa baik yang beragama Islam maupun non-muslim. Hal itu penting agar setiap peserta didik atau siswa mendapatkan pelayanan optimal dalam membangun karakter Pancasila.
Bagaimana kegiatan pesantren kilat di wilayah Anda?
Penajam Paser Utara, 28 Maret 2023 Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H