Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tiga Porsi Soto pada Tiga Tempat

16 Maret 2023   21:10 Diperbarui: 18 Maret 2023   17:33 1371
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pernak-ernik soto ayam bandara (dokpri)

Warung yang saya pilih (dokpri)
Warung yang saya pilih (dokpri)
Soto di warung bandara yang saya kunjungi menyajikan porsi jumbo. Pernak-pernik soto cukup lengkap. Ada bihun, kubis, telur ayam, kerupuk belinjo (emping), perkedel, suwiran ayam, bawang goreng, seledri, dan kuah yang lezat.

Saya cukup puas dengan sarapan soto porsi jumbo itu. Lebih lengkap lagi, saya minum kopi hitam hangat. Mata yang semula agak redup, dapat terbuka lebar.

Pernak-ernik soto ayam bandara (dokpri)
Pernak-ernik soto ayam bandara (dokpri)
Rasa kenyang wajar benar-benar membuat tenaga penuh. Bukan kekenyangan, lho. Nasi yang disajikan terpisah dengan mangkok soto tidak saya habiskan. Perkedel yang agak besar ukurannya tidak saya makan.

Kebetulan saya membawa tempat nasi. Perkedel itu saya simpan dalam tempat nasi. Tidak perlu malu untuk menyimpan makanan yang sudah dibayar lunas.

Para pembeli memang harus membayar sebelum makanan disajikan. Saya tidak kaget saat kasir warung makan itu menyebutkan angka rupiah yang harus saya bayarkan. 

Soto dan kopi Rp 89.000 (dokpri)
Soto dan kopi Rp 89.000 (dokpri)
Dalam aktivitas selanjutnya, banyak waktu yang terlewati. Saya harus antre masuk ke tempat pemeriksaan barang. Tas punggung harus masuk dalam kotak X-Ray.

Demikian pula barang bawaan lain. Setelah itu, saya harus berjalan menuju lantai atas. Untung tangga berjalan (eskalator) tidak macet.

Ruang tunggu 1a masih agak sepi saat saya masuk. Bandara Soekarno Hatta (Soeta) mulai ramai begitu saya mulai duduk. Para calon penumpang pesawat berbagai tujuan tampak tergesa-gesa memasuki ruang tunggu.

Sebagian dari mereka tampak khawatir ketinggalan pesawat. Setiap ada informasi yang mengumandang, mereka mendengarkan dengan baik-baik.

"Pesawat tujuan Balikpapan, silakan masuk melalui pintu lima!"

Spontan, para calon penumpang beranjak dari tempat duduk ruang tunggu 1a. Kami berjalan dengan langkah lebar-lebar menuju pintu (gate) lima. Agak jauh tetapi kami tidak mengeluh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun