Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Perjalanan Menyeberangi Teluk Balikpapan

8 Maret 2023   19:51 Diperbarui: 8 Maret 2023   19:54 836
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kapal klotok nomor 38 (dokpri)

Perjalanan Menyeberangi Teluk Balikpapan

Teluk Balikpapan memisahkan Kota Balikpapan dengan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Masyarakat dari Balikpapan yang menyeberang ke PPU dapat memilih menggunakan tiga jenis sarana transportasi, yaitu kapal feri, speedboat, dan kapal klotok.

Banyak warga yang bertempat tinggal di Balikpapan bertugas atau bekerja di PPU. Ada guru, tentara, polisi, dan ASN lain. Para pedagang lebih banyak lagi. Sebaliknya, ada waega PPU yang bekerja di Balikpapan. Dengan demikian, setiap pagi dan sore hari angkutan penyeberangan itu selalu ramai.

Pada sore hari Rabu tanggal delapan Maret 2023, saya menyeberang dari PPU menuju Balikpapan. Sarana transportasi yang saya pilih adalah kapal klotok. Saya tidak terburu-buru menyeberang. Dengan kapal klotok waktu tempuh hanya sekitar dua puluh lima menit (jarak tempuh sekitar lima kilometer)

Setelah menitipkan sepeda motor di tempat penitipan langganan, saya segera berjalan menuju pelabuhan kapal klotok. Sebelum keluar dari lokasi penitipan sepeda motor, saya melakukan swafoto untuk kenang-kenangan.

Suasana cukup ramai di pelabuhan. Meskipun begitu, saya sempat melakukan swafoto lagi saat akan keluar dari gerbang (gapura) bertuliskan Selamat Jalan dari Kab. Penajam Paser Utara. Jarak dari gerbang ke loket tempat penjualan karcis kapal klotok tidak begitu jauh.

Petugas loket kapal klotok(dokpri)
Petugas loket kapal klotok(dokpri)
Segera saya ulurkan satu lembar uang kertas sepuluh ribu kepada petugas jaga loket. Satu lembar kertas bertuliskan angka 38 pun saya terima. Angka itu menunjukkan nomor kapal klotok yang harus saya naiki. Saya pun berjalan menuju deretan kapal klotok yang berlabuh. 

"Nomor 38 habis!"

Terdengar suara dari pengeras suara yang menandakan tiket untuk kapal klotok nomor 38 sudah habis terjual dan kapal akan segera berangkat. Saya pun bergegas naik ke atas kapal. Air laut sedang pasang sehingga ujung kapal agak tinggi. Saya pun harus berusaha untuk dapat naik dengan aman.

Kapal klotok nomor 38 (dokpri)
Kapal klotok nomor 38 (dokpri)
Semula saya duduk di luar. Namun, saya merasakan ada titik-titik air mengenai tangan saya. Untuk itu, saya segera berpindah ke dalam kapal. Pengemudi kapal klotok sempat saya potret. Ia cukup cekatan mengemudikan kapal kayu yang cukup lebar itu.

Waktu dua puluh lima menit tiada terasa karena saya selalu menyibukkan diri dengan mengambil gambar (memotret) objek yang saya inginkan.

Tiba di Pelabuhan Kampung Baru Tengah, saya segera berjalan menuju pinggir jalan raya. Saya harus berjalan kaki beberapa puluh meter untuk bisa sampai di pinggir jalan raya. Banyak rumah penduduk, warung, dan tempat ibadah yang harus dilewati.

Untuk menuju tempat tujuan berikutnya, saya memesan transportasi secara daring. Waktu semakin senja, saya harus segera tiba di lokasi yang sudah saya rencanakan mulai tadi pagi hari Rabu (8/32023). Pada saat saya di ruang pengawas sekolah, di sela-sela melakukan aktivitas, saya memesan kamar hotel untuk menginap. Berhubung seorang diri, saya memesan kamar standar. Petugas hotel menginfokan tarif satu malam Rp 250.000.

Saya pun setuju dan memesan satu kamar untuk satu malam. Saya juga menginfokan bahwa saya tiba di hotel sekitar setengah enam senja.

Naik mobil menuju Sepinggan (dokpri)
Naik mobil menuju Sepinggan (dokpri)
Saat berangkat naik mobil yang saya pesan lewat aplikasi, waktu sudah menujukkan pukul 17.15 wita. Naik mobil dari Kampung Baru Tengah menuju daerah Sepinggan perlu waktu agak lama. Hampir satu jam saya baru tiba di lobi hotel.

Saya pun langsung menuju resepsionis. Proses cukup cepat di ruang resepsionis karena saya sudah memesan kamar lebih dahulu. Selanjutnya saya  diantarkan menuju kamar yang tidak jauh dari ruang resepsionis. Tidak perlu naik lift. Tidak juga naik tangga. Posisi kamar satu lantai dengan ruang resepsionis.

Makan sederhana pesan lewat aplikasi (dokpri)
Makan sederhana pesan lewat aplikasi (dokpri)
Begitu tiba di kamar, saya segera memesan makanan lewat aplikasi (gofood). Saya tidak mau makan yang aneh-aneh atau ribet. Saya pesan makanan dari rumah makan Padang. Pilihan lauk saya tentukan dengan cepat. Tidak perlu minta lauk yang mahal-mahal.

Penajam Paser Utara, 8 Maret 2023     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun