Hari Sabtu kami libur kerja. Saya manfaatkan waktu untuk melakukan perjalanan. Sebelum saya berangkat, aktivitas pagi diselesaikan lebih dulu. Kebetulan satu galon air minum isi ulang habis. Pagii-pagi saya pergi ke depo tempat penjual air minum isi ulang.
Pulang dari beli air, saya pergi lagi. Kebetulan tangki BBM sepeda motor tinggal sedikit pertalite-nya.
Dua koma emam liter BBM yang diisikan petugas SPBU di km 1,5 Penajam. Berarti dua puluh enam ribu uang keluar karena harga pertalite Rp 10.000 per liter.
Keluar dari SPBU, saya singgah membeli kue basah di warung H. Kani. Ada dua jenis kue yang saya beli, yaitu ontok-ontok dan kue lumpia.
Perjalanan Dimulai
Pukul 10.28 wita saya meninggalkan rumah. Sepeda motor saya kendarai perlahan menuju arah pelabuhan klotok.
Sepeda motor saya titipkan pada tempat penitipan langganan. Cukup banyak sepeda motor yang dititipkan di sana.
Selanjutnya saya berjalan kaki menuju dermaga. Saya perhatikan banyak orang akan menyeberang Teluk Balikpapan.
Loket tempat penjualan tiket kapal klotok pun segera saya datangi. Satu lembar uang kertas sepuluh ribuan saya serahkan.Â
"Kapal nomor berapa?"
"Delapan belas!"
Saya pun mencocokkan ucapan petugs loket dengan angka yang tertera dalam tiket. Kemudian saya memperhatikan satu per satu kapal yang berjajar di dermaga. Tentu, nomor kapal yang saya lihat.
Setelah mengetahui keberadaan kapal klotok dengan nomor 18, segera saya ke sana.
Kebetulan air laut sedang pasang. Posisi ujung kapal agak mendongak. Para penumpang harus bersusah payah agar dapat naik ke atas kapal.Â
Alhamdulillah saya dapat naik dengan sedikit merangkak. Jumlah penumpang sudah cukup banyak di atas kapal.
Baru beberapa menit duduk, ada informasi bahwa kapal nomor 18 siap diberangkatkan.
Waktu tempuh kapal klotok sekitar 25 menit. Saya berencana akan singgah ke warung Soto Lamongan setelah tiba di Kampung Baru Tengah. Perut perlu diisi agar tenaga tidak loyo.
Sayang sekali, warung langganan tutup. Saya pun memutar otak. Urut-urutan perjalanan pun saya ubah. Saya akan ke toko Bazar lebih dahulu baru cari makan.
Barang yang akan saya beli di toko Bazar sudah terencana. Dengan begitu, tidak butuh waktu lama untuk bertransaksi.Â
Selanjutnya, kaki saya melangkah menuju Plaza Balikpapan. Saya akan beli soto di dekat tempat parkir lantai dua.
Soto di warung makan ber-AC itu tidak jauh beda dengan soto DPR yang biasa kami makan di Penajam. Ukuran mangkok dan kelengkapan soto agak sedikit beda.
Ukuran mangkok lebih besar. Racikan soto ada kentang goreng. Pernak-pernik lain tidak jauh beda dengan Soto DPR di Penajam.
Satu lagi, ada sambal yang disajikan. Kalau Soto DPR lombok langsung dilumatkan dalam mangkok sesuai selera pembeli.
Minuman saya pilih teh hangat. Jeruk nipis yang biasa digunakan untuk racikan soto, justru saya peras ke dalam gelas teh hangat. Nah, lemon tea jadinya.
Warung makan di lantai dua Plaza Balikpapam itu cukup ramai didatangi pengunjung. Meskipun secara umum pengunjung plaza sepi, kebutuhan kampung tengah alias perut tidak pernah sepi.
Usai menikmati soto dan teh hangat, saya segera melaksanakan kewajiban. Dalam perjaalanan kemana pun kewajiban tidak boleh ditinggalkan.
Suasana plaza yang tidak ramai membuat kami dapat melaksanakan tujuan dengan cepat.
Saya pun segera menuju depan plaza. Saya duduk di dekat tempat penjual kopi.
Dengan gawai, saya memesan kendaraan secara daring. Saya ingin sedikit santai untuk menuju tempat berikutnya.
Penajam Paser Utara, 25 Februari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H