Menikmati Sarapan Soto DPR
warung Soto DPR (Di bawah Pohon Rindang).Â
Hari Kamis tanggal 23 Februari 2023 kami berkunjung ke SMP 21 PPU pada pagi hari. Agak siang sedikit kami diajak Pak Mokhamad Syafii keDalam pekan ini pengawas mapel IPA jenjang SMP tersebut sedang berbahagia. Putri pertamanya sudah lulus sarjana kedokteran gigi dan sudah diambil sumpah sebagai dokter gigi. Pada hari Ahad, 26 Februari 2023 acara wisuda. Hari Sabtu, 25 Februari 2023 Pak Mokhamad Syafii terbang ke Surabaya untuk menghadiri acara wisuda itu. Mumpung belum berangkat, kami diajak "syukuran" dengan menikmati masakan soto.
Warung Soto DPR agak sepi pada pagi menjelang siang. Kami hanya melihat ada tiga pengunjung yang duduk agak di pinggir warung. Mereka duduk agak jauh dari tempat kami. Â Jumlah kami pun tidak banyak.Â
Hanya delapan orang. Info keberadaan kami pun sudah disebarkan di WAG Pengawas Penting. Ada 35 pengawas dan penilik sekolah. Hanya ada sedikit komentar atas info acara makan-makan di warung Soto DPR itu. Rata-rata tidak dapat bergabung di warung yang berada di dekat kemenag kabupaten itu. Undangan makan-makan memang jarang dapat dihadiri banyak orang.
Setiap pengawas sekolah memiliki agenda khusus. Sekolah binaan mereka tersebar. Undangan untuk mengikuti acara di sekolah binaan sangat sering. Selain itu, kami terbagi dalam empat kecamatan di Kabupaten Penajam Paser Utara. Jarak tempat tinggal dengan kantor disdikpora ada yang cukup jauh, mendekati seratus kilometer. Ada pula yang sekitar 25 km. Ada juga yang sekitar lima puluhan kilometer. Paling dekat satu kilometer hingga delapan kilometer.
Setiap kami ke warung soto itu selalu ada semacam "olok-olok" tentang jumlah lombok. Pemilik warung selalu menanyakan berapa jumlah lombok yang diminta setiap pembeli.
"Nasi dipisahkan, mbak. Lombok satu saja!" Begitu saya memesan soto yang akan saya santap. Kawan-kawan yang lain memiliki selera berbeda. Ada yang minta dua lombok, empat lombok, dan paling banyak lima lombok.Â
Pramusaji warung Soto DPRÂ mengantarkan pesanan yang paling awal menyebutkan jumlah lombok yang dimintanya. Pesanan saya sangat mudah ditandai. Ada satu mangkok berisi nasi dan satu mangkok berisi racikan soto dengan satu lombok yang sudah dilumatkan.
Warung Soto DPR tidak menyiapkan sambal seperti warung soto pada umumnya (seperti warung soto lamongan atau coto makassar). Pemilik warung Soto DPR selalu menanyakan jumlah lombok untuk masing-masing pembeli. Lombok atau cabai itu dilumatkan dalam mangkok. Kemudian pernak-pernik soto dimasukkan di atas lombok tersebut. Soto putih atau soto jawa bahan yang diracik.
Saya duduk satu deret dengan Pak Mokhamad Syafii. Pak M. Arsyad duduk di samping Pak Anas Baenana. Kemudian Pak Habel Hewi duduk berseberangan dengan Pak Sukma Widjaya. Pada meja lain, duduk dua staf ruang pengawas, yaitu mbak Vivi dan mbak Dwi.