Antre ke Belakang
WC yang terpisah. Pada hari-hari biasa, tidak ada masalah. Saat ibu atau adik bungsu akan ke belakang, bisa bergantian. Memang hanya mereka berdua yang menempati rumah di Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Kecamatan Klaten Selatan, Jawa Tengah.
Rumah ibu kandung hanya memiliki satu kamar mandi dan satuMasalah baru timbul saat saya sekeluarga mudik. Untuk urusan ke belakang, kami harus pandai-pandai mencari waktu yang sesuai. Semua harus bertoleransi. Kami mengutamakan keperluan ibu kandung. Jam berapa ibu mandi. Pagi jam berapa. Sore jam berapa. Pada jam-jam itu, kami harus menahan diri untuk tidak ke belakang.
Jika ada lebih dua orang yang menginap di rumah ibu, toleransi lebih ditingkatkan. Kami saling memberi kesempatan, siapa yang perlu mendesak lebih dahulu ke belakang. Jika mau BAB, tentu lebih diutamakan untuk lebih dahulu ke belakang. Jika mau mandi, dapat diatur siapa yang paling pantas lebih dahulu dipersilakan.
Keluarga besar
Keluarga yang mempunyai anggota banyak sudah seharusnya memikirkan ketersediaan kamar mandi dan WC. Apalagi bila ada kerabat berkunjung yang memiliki balita. Ketersediaan kamar mandi harus dipikirkan. Anak-anak yang tiba-tiba ingin BAB, jarang yang mau menunda atau menahan diri.
Berbeda dengan orang tua yang sering menahan diri untuk buang air kecil. Padahal, hal itu tidak baik untuk kesehatan. Jika merasa ingin kencing, kita harus segera ke belakang. Tidak baik menunda.
Lokasi atau tempat kamar mandi dan WC harus diperhitungkan jaraknya dari kamar tidur. Orang tua yang sering harus ke belakang pada malam hari, biasanya malas untuk bangun jika lokasi kamar mandi dan WC relatif jauh.
Jarak yang agak nyaman adalah posisi kamar mandi atau WC di penginapan atau hotel. Memang ada yang mengatakan terlalu dekat. Namun, itu akan memudahkan orang tua yang ingin segera buang air kecil. Rasa malas untuk bangun di tengah malam tidak akan terjadi jika berada di penginapan atau hotel yang kamar mandi berada di dalam kamar.
 Keluarga Baru
Keluarga yang baru membangun rumah sudah seharusnya memikirkan keberadaan kamar mandi dan WC. Biasanya kamar tidur utama (untuk kepala keluarga dan istri) sudah memiliki kamar mandi di dalam. Untuk kamar tidur kerabat (tamu) sebaiknya juga dibuatkan kamar mandi tersendiri.
Hal itu penting agar privasi pemilik rumah dan privasi kerabat (tamu) terjaga. Kelihatannya urusan sepele tetapi akan menjadi serius jika diabaikan.
Keluarga yang masih baru mungkin belum memikirkan jauh ke depan. Mereka masih terfokus pada kebutuhan keluarga kecilnya. Mereka belum memikirkan bagaimana jika ada kerabat jauh yang beekunjung dan menginap. Belum lagi, tiba-tiba ada teman kantor yang mendadak mau bermalam.
Ukuran kamar mandi dan WC tidak harus mengikuti standar hotel berbintang. Hal itu disesuaikan dengan luas rumah dan posisi. Semakin kecil atau sempit rumah, kamar mandi dan WC juga menyesuaikan. Istilah kamar kecil untuk kamar mandi dan WC benar-benar sesuai namanya. Ukuran kamarnya kecil. Kenyamanan yang lharus ebih diutamakan.
Berapa Jumlah Ideal Kamar Mandi?
Satu kamar mandi dan WC dapat digunakan untuk bergantian maksimal tiga orang. Dengan demikian, kalau ada anggota keluarga enam orang, diperlukan dua kamar mandi dan dua WC. Anggota keluarga tidak terlalu lama menunggu antrean dengan jumlah seperti itu. Lebih ideal memang satu anggota keluarga menggunakan satu kamar mandi yang menyatu dengan WC.
Sewaktu-waktu mau BAB atau buang air kecil langsung dapat OTW jika satu anggota keluarga memiliki satu kamar mandi yang menyatu dengan WC.
Ukuran kamar kecil sebaiknya kecil. Tidak perlu lebih dari empat meter persegi. Mengapa? Kejadian orang meninggal karena terpeleset di kamar mandi salah satu penyebabnya ukuran yang agak luas. Sebaiknya, orang yang masuk kamar mandi dapat berpegangan pada dinding. Tangan kiri dan atau tangan kanan harus dapat memegang dinding. Jika lantai kamar mandi licin, ia dapat dengan cepat memegang dinding dan insiden terpeleset akan dapat dihindari.
Bagaimana dengan kamar mandi dan WC di rumah keluarga Anda?
Penajam Paser Utara, 22 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H