Mohon tunggu...
Suprihadi SPd
Suprihadi SPd Mohon Tunggu... Penulis - Selalu ingin belajar banyak hal untuk dapat dijadikan tulisan yang bermanfaat.

Pendidikan SD hingga SMA di Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Kuliah D3 IKIP Negeri Yogyakarta (sekarang UNY) dilanjutkan ke Universitas Terbuka (S1). Bekerja sebagai guru SMA (1987-2004), Kepsek (2004-2017), Pengawas Sekolah jenjang SMP (2017- 2024), dan pensiun PNS sejak 1 Februari 2024.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kopiku Habis!

21 Januari 2023   21:36 Diperbarui: 21 Januari 2023   21:48 576
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiket kapal klotok sepuluh ribu rupiah (dokpri)
Tiket kapal klotok sepuluh ribu rupiah (dokpri)
Saya ulurkan satu lembar uang kertas. Petugas jaga loket segera memberikan secarik kertas bertuliskan tinta yang menunjukkan nomor kapal klotok yang harus saya tumpangi. Saya pun segera mencari kapal klotok yang ditambatkan di dermaga. Cukup banyak kapal yang sandar. Saya harus mengamati satu per satu nomor kapal.  

Dermaga Penajam (dokpri)
Dermaga Penajam (dokpri)
Dermaga Penajam terlihat cukup luas pada saat sepi penumpang. Calon penumpang dapat leluasa berjalan menuju kapal yang ditambatkan talinya. Saya pun demikian. Dengan tanpa hambatan, saya dapat langsung melihat nomor kapal sesuai tiket yang saya pegang.

Kapal klotok sudah penuh (dokpri)
Kapal klotok sudah penuh (dokpri)
Kapal klotok nomor 34 sudah penuh penumpang. Saya pun segera naik dengan hati-hati. Salah sedikit melangkah, badan bisa tercebur ke air. Ujung kapal dilapisi ban luar mobil bekas. Ada tali yang masih terikat. Satu ujung tali terjalin di kapal. Ujung yang lain terikat pada dermaga. Saat kapal akan berangkat, tali itu akan dilepaskan.

Segera saya mengambil tempat untuk duduk. Berhubung bangku sudah dipenuhi penumpang, saya mengambil posisi di sisi kanan kapal. Ada beberapa orang yang duduk sejajar dengan saya.

Waktu tempuh di atas kapal sekitar dua puluh lima menit. Panjang Teluk Balikpapan yang kami lintasi sekitar lima kilometer. Ombak teluk berayun lembut. Kami merasa tenang dan nyaman. Tidak takut kapal akan oleng apalagi terbalik. Ombak sangat bersahabat.

Saya segera turun dari kapal begitu kapal sandar. Kami harus berhati-hati agar tidak tergelincir. Posisi kapal yang tidak rata membuat kami harus waspada.

Naik angkot ke Plaza Balikpapan (dokpri)
Naik angkot ke Plaza Balikpapan (dokpri)
Angkot adalah angkutan yang saya pilih. Saya tidak langsung menuju stokis tempat penjual kopi ginseng. Saya ingin jalan-jalan ke kota lebih dahulu.

"BC!" ucap saya kepada sopir angkot.

"Balikpapan Plaza!" ucap saya memberikan penjelasan.

Nama tempat yang akan saya kunjungi lebih dikenal dengan sebutan BC (Balikpapan Center) daripada Plaza Balikpapan. Pada awal didirikan, pusat perbelanjaan modern itu memang dinamakan Balikpapan Center. Baru kemudian diubah menjadi  Plaza Balikpapan, setelah ada renovasi bangunan.

Untuk menuju tempat keramaian "yang mulai sepi" itu perlu waktu sekitar tiga puluh menit. Cepat atau lambat bergantung sering tidaknya angkot berhenti. Semakin sering angkot berhenti tentu akan semakin lama waktu tempuhnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun