Persiapan Resepsi Pernikahan Keponakan
Sambil menyelam minum air. Peribahasa itu sudah sering kita dengar. Arti dari peribahasa juga sudah banyak dipahami masyarakat Indonesia. Apa coba? Melakukan satu kegiatan, ternyata kegiatan lain dapat dilakukan pula dalam waktu yang hampir bersamaan. Dalam satu waktu ada lebih dari satu kegiatan yang dapat dilakukan.
Kami pulang ke Klaten dalam rangka menjenguk ibu kandung, Bu Suparti. Selain itu, kami dapat menghadiri acara pernikahan keponakan kami, Atika Wahyuningrum binti Sriyono-Harwahyuni.
Menjenguk orang tua yang masih dalam kondisi sehat memang sangat menyenangkan. Kami dapat bersenda gurau. Kami dapat melakukan aktivitas bersama.
Pada hari Ahad tanggal lima belas Januari 2023 kami mengunjungi tempat tinggal Sriyono-Harwahyuni. Kami datang untuk melihat-lihat persiapan acara akad nikah dan resepsi yang akan dilaksanakan pada hari Selasa dan Rabu (17-18 Januari 2023). Acara akad nikah pada hari Selasa, 17 Januari 2023. Acara resepsi hari Rabu, 18 Januari 2023.
Acara hajatan di tempat Sriyono-Harwahyuni memiliki tradisi unik. Meskipun acara masih beberapa hari lagi, persiapan sudah dilakukan jauh hari. Para tamu sudah ada yang datang. Umumnya mereka berasal dari luar kota. Hari Sabtu dan Ahad sudah ada yang datang "menyumbang".
Ya. Ada beberapa tamu yang datang membawa bahan mentah makanan seperti beras, gula pasir, dan kebutuhan dapur yang lain. Bahan mentah itu sengaja disumbangkan jauh hari sebagai bantuan untuk menyemarakkan acara resepsi.
Kami datang dengan mengendarai mobil Mas Wawan. Ia menjadi pengemudi ditemani putra semata wayangnya, Gavin. Mas Wawan adalah putra kedua Sukarno-Suminten (almarhum/almarhumah). Almarhumah Suminten (ibu kandung Mas wawan) adalah kakak kandung saya paling tua.
Enam orang berada dalam mobil: Mas Wawan (pengemudi), saya (Suprihadi), istri tercinta (Siti Asfiyah), ibu kandung (Suparti), dan adik bungsu (Tarti). Nama ibu kandung dengan adik bungsu hampir sama. Empat aksara terakhir sama.
Kursi roda ibu tidak ketinggalan dibawa dan diletakkan pada bagian bagasi mobil. Gavin duduk pada bangku paling belakang seorang diri. Istri, ibu kandung, dan adik bungsu duduk pada bangku bagian tengah.
Kami berangkat dari rumah ibu kandung di Dukuh Ketinggen, Desa Karanglo, Klaten Selatan. Lokasi yang kami tuju (rumah Sriyono-Harwahyuni) di Dukuh Macanan, Desa Blimbing, Kecamatan Karangnongko, Klaten. Banyak dukuh kami lewati.
Sebagian nama dukuh masih saya ingat. Pada beberapa lokasi yang kami lewati ada tulisan nama dukuh. Saya mencoba mengabadikan tulisan-tulisan itu. Untung, laju mobil tidak terlalu kencang sehingga sebagian tulisan sempat saya rekam.
Dukuh Satriyan (Triyan) juga kami lewati. Arah perjalanan kami menuju wilayah utara. Dengan demikian untuk memudahkan pengucapan, kami menyebut perjalanan ngalor (menuju arah lor. Dalam istilah Jawa, lor berarti utara).
Model tulisan nama wilayah ada yang berbeda. Saat memasuki Desa Demakijo, kami melihat model tulisan yang berbeda. Warna tulisan hijau.
desa yang kami kunjungi, yaitu Desa Blimbing. Banyak pepohonan di sekitar jalan yang kami lewati. Kami merasakan keteduhan memasuki desa tersebut.
Kami mengobrol selama perjalanan sehingga tiada terasa sudah memasukiTratak atau tenda sudah terpasang di depan rumah Sriyono-Harwahyuni. Beberapa warga desa setempat tampak sedang bekerja. Hajatan di desa itu memiliki tradisi yang unik. Ketika ada warga mempunyai hajatan semacam acara resepsi, ada panitia yang bekerja. Jumlah mereka bisa mencapai lebih seratus orang. Pembagian tugas pasti sudah dilakukan.
Saat kami datang, tuan dan nyonya rumah menyambut dengan senyum bahagia. Kami langsung dipersilakan menuju tempat yang sudah disediakan. Untuk laki-laki ditempatkan pada lokasi di teras. Untuk perempuan dibawa masuk ke rumah.
Kue-kue tradisional disajikan di atas meja yang memanjang. Kue lemper, salah satu ciri khas kudapan resepsi disajikan bersama kue-kue lain seperti wajik, dan sebagainya.
Baru beberapa menit kami duduk, minuman khas dengan gelas spesal dihidangkan. Mas Wawan ikut membantu menurunkan gelas dari baki khusus minuman berupa teh hangat manis. Setiap ada resepsi di daerah sekitar tenmpat tinggal ibu saya, model gelas dan jenis minuman yang disajikan seperti itu. Ukuran gelas agak jumbo. Warna gelas coklat bening.
Kami pun menikmati kue-kue sambil minum teh hangat. Meskipun keluarga yang kami datangi masih keluarga dekat (ibu pengantin perempuan adalah adik kandung saya), perlakuan sebagai tamu tetap dijalankan. Kami dianggap sebagai tamu seperti tamu pada umumnya.
Pada saat kami sedang menikmati hidangan, ada beberapa tamu wanita yang datang membawa bahan makanan. Kami tidak tahu jenis bahan yang dibawa. Umumnya berupa beras, telur, gula pasir, dan bahan-bahan keperluan dapur yang lain.
Para tamu wanita itu langsung masuk ke dalam rumah. Sementara itu pada sisi lain, di depan rumah, para panitia sibuk berbenah. Banyak hal yang harus disiapkan untuk melengkapi bagian bawah tenda seperti lampu penerangan, kipas angin, dan pernak-pernik yang lain.
Kursi-kursi untuk duduk para tamu masih ditumpuk. Pada waktunya nanti, kursi-kursi itu akan diatur menghadap panggung tempat pengantin didudukkan.
Pada saat kami tiba di rumah Sriyono-Harwahyuni, ada satu keluarga yang terdiri ayah-ibu dan dua anak laki-lakinya. Keluarga itu masih kerabat dekak kami. Ibu dari keluarga itu adalah kakak kandung Mas Wawan. Kami menyebutnya Mbak In.
Mbak In adalah putri pertama Sukarno-Suminten (almarhum/almarhumah). Mas Wawan adik kandung Mbak In. Dengan kata lain, Mbak In adalah kakak kandung Mas Wawan. Almarhum Sukarno hanya memiliki dua anak, satu perempuan dan satu laki-laki. Anak pertama memiliki dua putra. Anak kedua hanya memiliki satu putra. Â
Saya menyempatkan waktu untuk berfoto bersama kedua anak laki-laki Mbak In. Wajah-wajah belia tampak ceria. Anak pertama duduk di kelas 11 SMA 3 Klaten. Anak kedua duduk di kelas tujuh SMP Muhi Klaten. Demikian informasi yang saya dengar  langsung dari mereka. Semoga tidak keliru pendengaran saya (maklum bulan Januari 2023 sudah 59 tahun, lho).
Ingat bulan Januari, ingat hari Senin, ingat teman-teman di kantor disdikpora, Penajam Paser Utara, Kaltim. Dari Pak Anas Baenana saya dikirimi foto pada saat apel pagi hari Senin, 16 Januari 2023. Pak Anas Baenana berdiri di sebelah Pak Mokhamad Syafii. Tampak gambar agak kabur kadisdikpora, Pak Alimuddin dan Pak Daman, sekretaris disdikpora.
Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, 16 Januari 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H