Ciri Khas Sekolah Penggerak: "Presentasi!"
kelompok orang diminta berbicara di hadapan kelompok lain. Dalam proses sebelum presentasi tentu ada tahap-tahap yang harus dilalui.
Satu di antara beberapa ciri khas dalam Program Sekolah Penggerak (PSP) adalah kegiatan presentasi. Dalam setiap kegiatan, selalu ada agenda presentasi. Satu orang atau satuPada kegiatan "Evaluasi dan Refleksi PSP Angkatan I" peserta dikelompokkan sesuai tingkatan. Para kepala TK bergabung dalam satu kelompok. Kebetulan dalam PSP Angkatan I hanya ada dua daerah yang mempunyai Sekolah Penggerak, yaitu Kota Samarinda dan Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Kemudian para kepala SD bergabung dalam satu kelompok. Demikian pula para kepala SMP. Untuk kepsek SMA bergabung dengan para kepsek SMA dan kepsek SLB.
Para fasilitator juga bergabung dalam satu kelompok. Demikian juga untuk perwakilan dari Dinas Pendidikan bergabung dalam satu kelompok pula. Dengan demikian ada tujuh kelompok dalam kegiatan "Evaluasi dan Refleksi PSP Angkatan I" yang diselenggarakan pada tanggal 21-23 Desember 2022.
Sebagai pengawas sekolah pendamping Sekolah Penggerak, saya, Suprihadi dari PPU, bergabung dengan pengawas TK, pengawas SD, pengawas SMP, dan pengawas SLB.
Format soal untuk didiskusikan dikirimkan melalui tautan (link). Setiap kelompok diminta mengunduh tautan itu. Setiap kelompok dengan sigap mengerjakan atau mengisi kolom-kolom yang disediakan. ATK (Alat Tulis Kantor) disiapkan panitia untuk membuat laporan tertulis untuk dipampang (ditempelkan) pada dinding.
Pak Tamrin, pengawas dari Kota Samarinda langsung beraksi dengan membuka laptop. Bu Latifah, Hj. Sri Kamariah, dan beberapa teman pengawas lain ikut memberikan masukan untuk pengisian format atau tabel yang sudah diunduh.
Untuk memanfaatkan waktu dengan efektif, Hj. Sri Kamariah mengambil inisitatif untuk menuliskan laporan pada kertas plano. Sementara pengawas lain berdiskusi dan mengisi tabel, Hj. Sri Kamariah mulai membuat garis-garis seperti tabel dalam format yang diunduh.
Meja di sebelah kelompok kami adalah meja untuk kelompok kepala sekolah SMA dan SLB. Pak Wasis salah satu kepsek SMA dari Kota Samarinda cukup berperan penting dalam diskusi itu. Suaranya paling nyaring saya dengar dari meja sebelah.
Meja di sebelah kelompok kepsek SMA adalah meja kelompok kepsek SMP. Jumlah peserta lebih banyak. Tampak Bu Kusmiati berdiri di antara Bu Lili Suriani dan Pak Abdullah.
Kelompok kepsek SD lebih banyak lagi pesertanya. Mereka menggunakan dua meja bundar untuk berdiskusi. Sebagian menulis di atas meja. Sebagian menulis pada kertas plano yang sudah ditempel di dinding.