Kelompok perwakilan Dinas Pendidikan tampak serius dalam berdiskusi. Bu Suharti, perwakilan dari disdikpora PPU tampak berdiri dengan mengenakan kerudung berwarna biru. Cukup serasi dengan kemeja batik yang juga berwarna biru.
Meja di sebelah kelompok perwakilan Dinas Pendidikan adalah kelompok fasilitator PSP 1. Ada satu fasilitator yang sedang menulis pada kertas plano. Tampak Pak Mukafik, fasilitator dari PPU berdiri di samping Pak Suprijadi.
Kelompok ke-7 dalam ruang pertemuan itu adalah kelompok kepala TK yang semuanya wanita. Mereka duduk melingkari meja bundar. Ada delapan wanita yang sempat saya lihat dalam kelompok tersebut.
Dalam kerja kelompok diperlukan kerja sama yang saling melengkapi. Pada meja kelompok kepsek SMP tampak ada seorang ibu yang menulis pada kertas plano. Tiga wanita lain yang terlihat dalam foto adalah Bu Lili Suriani (kepsek SMP 13 PPU) yang berdiri di antara Bu Kusmiati (kepsek SMP 9 PPU) dan Bu Nurmiati (mewakili kepsek SMP 1 PPU). Dalam pertemuan di hotel Gran Senyiur itu Pak Budi Lestarianto (kepsek SMP 1 PPU) berhalangan hadir karena ada tugas lain yang harus segera dituntaskan.
Banyak posisi yang dapat dipilih dalam menulis laporan tugas pada kertas plano. Sebagian besar memilih posisi duduk di atas kursi dan kertas plano dibentangkan pada meja bundar. Namun, ada pula peserta yang memilih menulis setelah kertas plano ditempelkan pada dinding.
Setelah waktu yang ditentukan berakhir, masing-masing kelompok diminta tampil untuk presentasi. Pada sesi pagi hingga waktu istirahat makan, materi "evaluasi" yang dipresentasikan. Kemudian pada siang hingga sore menjelang senja, materi "refleksi" yang dipaparkan setiap kelompok.
Pada saat giliran kelompok pengawas sekolah, Pak Tamrin mewakili untuk materi "refleksi". Setiap kelompok tampil dengan gaya masing-masing. Panitia dari BGP (Balai Guru Penggerak) mengamati setiap peserta yang melakukan presentasi. Satu peserta selesai tampil, ada semacam review atau kesimpulan yang disampaikan oleh panitia. Kata kunci atau masalah pokok yang disoroti kelompok itu yang diucapkan ulang oleh panitia.
***
Proses atau cara "belajar" seperti itu  menjadi ciri khas Program Sekolah Penggerak. Pada penerapan Kurikulum Merdeka, para peserta didik di sekolah dilatih untuk melakukan hal serupa. Para peserta didik diberi sebuah permasalahan kemudian diminta untuk berdiskusi dalam kelompok. Setelah itu, perwakilan kelompok tampil ke depan kelas untuk "bercerita" hasil diskusi. Aktivitas bercerita itulah yang disebut melakukan presentasi.
Keberanian untuk berbicara di depan teman-teman satu kelas merupakan upaya untuk mendidik anak-anak percaya diri dan  belajar hidup bermasyarakat.
Penajam Paser Utara, 29 Desember 2022 Â