Saya duduk di samping Pak Jumio dan Pak Sukoco. Pak Machmud duduk di samping Pak Mokhamad Syafii, Hj. S. Khasanah, dan Hj. Sri Kamariah.
Pada meja lain, duduk Pak Habel Hewi dan Pak Agus. Kemudian pada meja di belakang kami duduk tiga orang pengawas lain, yaitu Pak Anas Baenana, Pak Tri Wahjoedi, dan Pak Imam Mudin.
Pada saat kami sedang asyik menikmati soto, datang seorang kepsek dari Babulu, Pak Alimuddin. Ia pun turut makan soto yang cukup nikmat rasanya.
Semakin siang semakin banyak pengunjung. Pak Machmud pun segera menuju tempat pembayaran. Pak Lik soto dengan gesit menggunakan kalkulator untuk menghitung nilai makanan dan minuman yang harus dibayar. Seperti biasa, jumlah makanan tambahan dihitung. Rempeyek ada enam bungkus. Sate jeroan ayam (hati dan ampela) ada lima tusuk. Telur rebus satu. Minuman dan soto ada dua belas porsi.
Makna Mentraktir Makan
Budaya mentraktir makan sudah lama kita kenal. Pihak yang mentraktir biasanya dalam keadaan bahagia. Dalam acara hari Senin tanggal dua puluh enam Desember 2022 itu Pak Machmud berbahagia karena sudah melaksanakan tugas sebagai fasilitator Guru Penggerak dengan lancar (semoga lancar pula honorariumnya).
Seseorang yang mengajak orang lain untuk makan-makan termasuk aktivitas memberikan hadiah atau bersedekah. Orang yang sering memberikan sedekah tentu ada pahalanya, diperlancar rezekinya, dan banyak diberi kemudahan.
“Tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat makruf, atau mengadakan perdamaian di antara manusia. Dan barangsiapa yang berbuat demikian karena mencari keridhaan Allah, maka kelak Kami memberi kepadanya pahala yang besar” (QS An-Nisa: 114)
Penajam Paser Utara, 26 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H