Untuk pakaian, rata-rata peserta memakai kemeja batik. Setiap hari Kamis memang ada ketentuan bagi para pegawai mengenakan kemeja batik dan bawahan berwarna gelap. Berhubung hari Kams itu bertepatan dengan Hari Pahlawan, sebagian peserta mengenakan kemeja seragam KORPRI.
Untuk kemeja KORPRI pun ada dua versi. Pegawai yang masih sayang dengan seragam yang lama, mereka mengenakan seragam KORPRI lama. Pegawai yang sudah memiliki seragam KORPRI baru yang warna birunya lebih tua tentu lebih suka memakai seragam yang baru itu.
Para peserta duduk sesuai tempat yang disediakan. Berhubung jumlah kursi yang disiapkan lebih banyak daripada jumlah peserta, mereka leluasa menempati kursi. Tampak beberapa kursi kosong tanpa penghuni. Ada peserta yang memilih duduk pada baris belakang padahal masih ada kursi yang kosong pada baris di depannya. Begitulah selera para peserta.
Pada salah satu baris hanya Bu Nurmi, guru SMP 1 PPU yang menjadi narasumber juga dalam pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka itu duduk seorang diri. Sementara itu, satu staf TU SMP 1 PPU menjadi operator komputer. Ia membantu narasumber untuk menayangkan power point (ppt.)
Peserta dari SMP 7 PPU menempati deretan kursi pada sisi kanan ruang. Mereka duduk tidak jauh dari kepseknya, yaitu Pak Sukaryadi. Ada sepuluh guru SMP 7 PPU yang hadir, yaitu Pak Roni, Bu Haya, Bu Siti Hasanah, Bu Nirwana, Bu Asriani, Pak Nasir Muhamad Siddiq. Pada baris kedua duduk berderet Bu Sri Fauziah, Bu Noviyanti dan Bu Mardiana Piliang. Ada satu guru yang belum begitu saya kenal, namanya Papasa Benne. Sewaktu saya bertugas di SMP 7 PPU, dia belum ada.
Guru-guru dari SMP 7 PPU masih saya ingat nama-namanya karena selama enam tahun saya pernah bertugas di sekolah yang termasuk wilayah Kelurahan Sotek itu. Sebagian guru dan staf tata usaha SMP 7 PPU ada yang sudah mutasi ke sekolah atau SKPD lain.
Pak Budi Lestarianto mengimbaskan Implementasi Kurikulum Merdeka terkait asesmen dibantu oleh Bu Nurmi, guru matematika SMP 1 PPU. Gaya bicara Bu Nurmi sangat khas sehingga mudah dikenali walau tidak melihat wajahnya. Saat Bu Nurmi melakukan presentasi, saya melakukan aktivitas di ruang kerja kepsek SMP 1 PPU yang kebetulan berdampingan dengan aula tempat pertemuan pengimbasan itu. Dua ruang itu hanya dipisahkan oleh dinding. Suara dari ruang sebelah terdengar cukup jelas.
Pada saat sesi tanya jawab, Pak Supardi, kepsek SMP 2 PPU paling aktif bertanya. Satu jawaban disampaikan Pak Bufi Lestarianto, disambut Pak Supardi dengan pertanyaan lebih lanjut. Begitu terjadi beberapa kali. Namun, Pak Budi Lestarianto menjawab dengan tenang. Antara kepsek SMP 1 PPU dan kepsek SMP 2 PPU sudah saling akrab. Mereka sering berdiskusi di WAG MKKS sehingga dalam forum resmi itu mereka kembali melakukan diskusi yang hangat terkait IKM (Implementasi Kurikulum Merdeka).
Selain Pak Supardi, ada guru yang diminta berbicara untuk menanggapi pertanyaan Pak Supardi. Salah satunya adalah Pak M. Nafi, guru SMP 6 PPU. Sebelumnya guru PAI itu bertugas di SMP 23 PPU. Berhubung ada guru PAI dari SMP 6 PPU yang berdomisili di Tanah Grogot, Paser dilakukanlah "tukar guling".
Beberapa saat acara pengimbasan Implementasi Kurikulum Merdeka berlangsung, datang kadisdikpora ke ruang pertemuan itu. Seperti biasa, kadisdikpora PPU memiliki agenda yang beruntun. Setelah memberikan sambutan pada suatu tempat kemudian berpindah ke tempat lain. Dengan begitu acara yang sedang berlangsung tiba-tiba terjeda sebentar untuk mendengarkan arahan atau sambutan dari kadisdikpora.
Ada beberapa guru perwakilan dari tiap sekolah diminta maju. Pak Budi Lestarianto meminta mereka untuk menjelaskan sebuah gambar. Pada layar tampak ada gambar tiga orang yang sedang menyaksikan pertandingan sepak bola. Orang pertama dengan tubuh cukup tinggi. Ia dapat leluasa menyaksikan pertandingan sepak bola itu. Orang kedua berukuran sedang, cukup dapat melihat pertandingan itu. Â Selanjutnya, orang ketiga agak pendek sehingga agak kesulitan untuk dapat menyaksikan pertandingan tersebut.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!