Ada beberapa pot berisi tanaman "berumur pendek" dan bisa segera dipanen. Selain itu, ada beberapa kertas karton yang ditempelkan di dinding. Ada alur atau proses kegiatan dalam projek yang dituliskan disertai gambar/foto.
Pak Gamaruddin, kepsek SMP Muhammadiyah 2 PPU yang mengikuti para tamu berkeliling tertarik pula mengambil gambar/memotret objek yang dipamerkan. Cukup banyak vas atau pot berisi tanaman mulai dari tanaman yang masih dalam proses persemaian hingga tanaman yang sudah berbuah, seperti tanaman lombok.
Pada dinding di atas sebuah jendela terpampang sebuah spanduk yang bertuliskan tema P5 "Gaya Hidup Berkelanjutan" dengan subtema "Berkebun untuk Kemandirian" dan tulisan "Proses Pembuatan Pupuk".
Saya belum menemukan gambar yang berisi proses pembuatan pupuk, mengingat begitu banyak pengunjung yang memasuki ruang kelas tersebut. Saya berusaha mengalah atau menjauh saat para kepsek tamu sedang mendekati suatu objek yang diminati.
Para kepsek dari Kabupaten Balangan pun sibuk memotret pajangan yang dipamerkan pada ruang penuh tanaman dengan daun-daun berwarna hijau segar. Selain tanaman lombok, ada pula tanaman sayur sawi yang dtempatkan pada sudut yang menarik.
Ada hiasan pemanis yang membuat tanaman sawi itu tampak menarik. Sebuah potongan batang kayu berwarna coklat menjadi tempat meletakkan sebuah polybag berisi tanaman sayur sawi. Potongan batang kayu itu diletakkan di atas beberapa paving yang disusun secara artistik dengan taburan pasir putih.
Selanjutnya pengunjung beralih menuju ruang kelas dengan tema projek "Kearifan Lokal". Saya pun mengikuti rombongan yang berjalan menuju ruang yang menyajikan pameran dengan tema tersebut. Produk yang dihasilkan para siswa berupa anyaman piring dengan bahan utama berupa lidi.
Daerah Saloloang yang merupakan wilayah tempat SMP 9 PPU berada merupakan daerah dekat pantai. Seperti kita ketahui bersama bahwa daerah dekat pantai umumnya ditumbuhi banyak pohon kelapa. Daun pohon kelapa memiliki "tulang" berupa lidi.
Lidi-lidi itulah yang diproses menjadi kerajinan cantik berupa anyaman membentuk piring. Dalam hajatan seperti resepsi perkawinan, sering digunakan piring dari anyaman lidi tersebut. Tentu ada alas kertas makan karena anyaman lidi itu berongga atau berlubang.
Ada dua ruang yang saya lihat untuk tempat pameran dengan tema "Kearifan Lokal" itu. Sebuah banner atau spanduk berkaki terlihat dalam salah satu ruang. Pada ruang sebelumnya juga ada banner serupa tetapi tidak sempat saya abadikan/difoto karena begitu banyak pengunjung dalam ruang tersebut. Spanduk yang tertenpel di dinding yang paling banyak bisa saya abadikan.
Pak Miftahul Fauzi sebagai salah satu fasilitator dengan tema projek  "Kearifan Lokal" itu. Selain subtema yang tercantum dalam banner, ada pula dimensi profil pelajar Pancasila yang dituliskan, yaitu 1)beriman, bertakwa, dan berakhlak mulia, 2) bernalar kritis, dan 3) mandiri.