Pengawas jenjang SMP Kabupaten PPU juga ikut bertanya jawab dengan guru yang sedang menjaga stan pameran. Tampak Pak Sugeng Mardisantoso dan Pak Anas Baenana sedang berbincang dengan Pak Fahri, guru matematika SMP 9 PPU yang memiliki usaha servis HP dan laptop.
Pak Mokhamad Syafii rupanya tertarik dengan produk sablon yang dijelaskan Pak Fahri. Perbincangan mereka disaksikan para kepsek dari Kabupaten Balangan, Kalsel. Sementara itu, Bu Kusmiati ikut menemani para tamu. Sebagian tamu sibuk dengan aksi mengambil gambar atau memotret pajangan atau benda-benda yang dipamerkan.
Para kepsek SMP dari Kabupaten Balangan tampak berdiskusi di sela-sela menyaksikan pameran pada ruang kelas yang menampilkan produk sablon dan racun rumput tersebut. Mereka cukup bergairah dalam mengikuti perjalanan keliling dari satu kelas ke kelas lain.
Ruang semakin penuh dengan para pengunjung. Saya pun segera berpindah ke ruang sebelah. Masih ada beberapa ruang lagi yang memamerkan hasil P5 siswa-siswi SMP 9 PPU. Tiga tema sudah saya masuki, yaitu 1) Bineka Tunggal Ika, 2. Kewirausahaan, dan Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI. Itu berarti masih ada tiga tema yang belum saya saksikan.
Ruang kelas berikutnya menampilkan pameran P5 dengan tema "Gaya Hidup Berkelanjutan". Ada beberapa peragawati yang mengenakan pakaian dengan bahan barang-barang bekas berupa plastik dan kertas. Para peragawati tersebut berdiri "kaku" seperti maneken. mereka adalah para siswa SMP 9 PPU yang terpilih untuk menjadi model pakaian dari bahan barang bekas.
Bu Kusmiati tampak begitu bahagia saat menyaksikan para tamu dapat menikmati hasil karya siswa pada ruang dengan tema "Gaya Hidup Berkelanjutan". Sebagian tamu berebut untuk berfoto bersama para peragawati tersebut.
Sekretaris MKKS SMP Kabupaten Balangan tampak berfoto bersama peragawati yang mengenakan gaun dengan bahan plastik bekas. Gaun itu cukup anggun dikenakan dengan cat dua warna, metalik dan biru tua.
Bersama peragawati lain, sekretaris MKKS itu berfoto pula bersama kepsek lain. Berfoto ramai-ramai lebih menyenangkan. Rasa grogi dapat dihindarkan. Ada perasaan nyaman jika ada teman lain ikut berfoto ria.
Kepsek lain ada yang menggoda peragawati yang berdiri mematung. Ia ajak berbincang dan berswafoto berdua. Tentu saja, siswa yang akan diajak berswafoto tersipu-sipu malu. Apalagi Pak kepsek itu mendekatkan wajahnya ke wajah sang peragawati sambil bersiap untuk memotret dengan kamera pada gawainya.
Selain untuk bahan pakaian peragawati, barang-barang bekas juga dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan. Bahan koran bekas dijadikan vas bunga dan tempat tisu. Kulit kerang dijadikan hiasan dinding yang menarik.
Tema "Gaya Hidup Berkelanjutan" tidak hanya menampilkan pemanfaatan barang-barang bekas. Pada ruang lain ada pameran dengan subtema "Berkebun untuk Kemandirian". Sesuai dengan subtema yang dipilih, pada ruang kelas itu ada beberapa jenis tanaman kebun yang dipamerkan. Proses pembibitan hingga tanaman itu tumbuh menjadi besar adalah sesuatu yang memerlukan perhatian khusus. Kegiatan projek yang dilakukan siswa tentu memerlukan kesabaran dan ketekunan dalam merawat tanaman tersebut.