Kepsek SMP Kab. Balangan, Kalsel Berkunjung ke PPU, Kaltim (Bagian 2)
Acara pertemuan di SMP 1 PPU semakin hangat dengan penampilan empat kepala Sekolah Penggerak Angkatan Pertama. Kepala SMP 3 PPU, kepala SMP 1 PPU, kepala SMP 13 PPU, dan kepala SMP 9 PPU tampil bergantian dalam batas waktu tertentu. Bu Rosnah, sekretaris MKKS SMP/MTs. PPU bertindak sebagai moderator.
Para kepala sekolah SMP Kabupaten  Balangan yang duduk berhadapan langsung dengan para pembicara terlihat sangat antusias mendengarkan penjelasan dari para kepala Sekolah Penggerak Angkatan Pertama tersebut.
Setelah Pak Abdullah mengakhiri paparannya, selanjutnya, Pak Budi Lestarianto berdiri di depan para tamu kepsek dari Kabupaten Balangan. Hari Selasa tanggal delapan November 2022 itu kepsek SMP 1 berbicara terkait asesmen atau penilaian dalam Kurikulum Merdeka. Dengan semangat ia menguraikan jenis-jenis asesmen dan waktu penerapannya.
Bu Rosnah selaku moderator mengingatkan kepada Pak Budi terkait batas waktu yang masih tersisa untuk berbicara.
"Waktu masih tiga menit!"
Berhububung cukup semangat dalam menyampaikan paparan, sampai beberapa menit waktu terlampaui Pak Budi masih semangat berbicara. Untunglah, ia cepat menyadari dan segera mengakhiri uraiannya.
Kepala Sekolah Penggerak selanjutnya yang tampil adalah Bu Lili Suriani, kepsek SMP 13 PPU. Semangat Bu Lili Suriani tidak kalah dengan semangat kepsek sebelumnya. Uraian yang disampaikan Bu Lili Suriani pun dapat disimak dengan baik oleh para tamu dari Kabupaten Balangan.
Bu Kusmiati, kepsek SMP 9 PPU tampil pada sesi terakhir. Topik yang dibahas oleh Bu Kusmiati adalah P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila). Secara umum Bu Kusmiati menguraikan P5 disertai contoh yang sudah dilaksanakan di SMP 9 PPU.
Dialog atau tanya jawab pun berlangsung dalam acara pertemuan di aula SMP 1 PPU tersebut. Ada peserta yang menanyakan terkait P5 yang direncanakan di Sekolah Penggerak dari kepsek SMP Kabupaten Balangan. Rupanya contoh yang ditiru atau diadopsi sekolah itu masih contoh yang lama. Padahal sudah ada pedoman atau panduan bahwa P5 tidak terkait dengan mata pelajaran. Penilaian Projek P5 dilakukan satu tahun sekali. Bukan setiap semester. Dalam satu tahun minimal ada tiga tema yang dipilih oleh sekolah.
Pertanyaan atau umpan balik dari kepala sekolah lain pun disampaikan. Dialog pun berjalan cukup lancar. Pak Budi Lestarianto dan tiga kepsek Sekolah Penggerak lain ikut menjawab atau memberikan penjelasan terkait pertanyaan yang diajukan tersebut.
kelas-kelas di SMP 1 PPU. Mereka memasuki ruang demi ruang kelas secara berkelompok.
Setelah jeda waktu beberapa saat (salat, makan), para kepsek dari Kabupaten Balangan melakukan monitoring atau pengamatan langsung kePercakapan antara tamu dengan guru yang sedang mengajar di dalam kelas pun berlangsung dalam suasana akrab. Tentu saja percakapan itu tidak berlangsung lama karena guru di kelas harus mendampingi proses belajar para siswa.
Beberapa kepsek segera meninggalkan satu ruang kelas untuk menuju ruang kelas lain. Setelah mengetahui kondisi satu kelas, tentu ingin segera mengetahui kondisi ruang lain. Rasa penasaran itu muncul karena hal yang didapatkan pada suatu kelas, mugkin, berbeda dengan kelas yang ada di sekolah para tamu tersebut.
Ada kepsek yang cukup berada di dekat pintu untuk berdialog dengan guru yang sedang mengajar di kelas. Dialog itu pun tidak berlangsung lama. Ruang kelas lain sudah menunggu untuk dikunjungi.Â
Beberapa kelas hanya dilewati saja oleh para kepsek karena guru yang berada di ruang kelas sedang dalam posisi di tengah ruang atau sedang menjelaskan suatu materi kepada para siswa. Posisi meja siswa yang berkelompok-kelompok tentu akan memudahkan bagi guru untuk melakukan pembimbingan dari satu kelompok ke kelompok lain.
Hari semakin sore tetapi para guru masih bersemangat dalam menemani peserta didik belajar di kelas. Apalagi ada tamu yang ingin menyaksikan suasana pembelajaran di kelas, semangat mereka tetap berkobar.
Semua kelas diatur dalam kondisi meja berkelompok. Peserta didik atau siswa duduk sesuai kelompok masing-masing. Dengan begitu, posisi menghadap saat duduk tidak sama. Ada yang berhadapan. Ada pula yang menghadap ke samping.
Sebagian tamu dari Kabupaten Balangan berdialog dengan guru di luar kelas. Kebetulan ada guru yang tidak sedang mengajar diberi tugas untuk mendampingi para tamu yang berkeliling dari satu kelas ke kelas lain. Dialog berlangsung hangat. Ada pula sebagian tamu yang sudah lelah berkeliling memilih untuk duduk sambil menunggu teman-temannya selesai berkeliling.
Pada lokasi lain, para kepala SMP PPU menunggu di koridor dekat resepsionis. Mereka masih setia menunggu para tamu yang sedang berkeliling dari satu kelas ke kelas lain. Sebagian tamu ada yang sudah selesai berkeliling. Mereka asyik berdialog di halaman dekat pintu masuk/keluar sekolah.
Dalam koridor dekat resepsionis itu tempat duduk sangat terbatas. Sebagian kepsek terpaksa berdiri dengan posisi santai. Mereka cukup sabar menunggu tamu yang sebentar lagi akan meninggalkan SMP 1 PPU. Para tamu akan melanjutkan perjalanan menuju Kota Balikpapan. Mereka akan menginap semalam di Kota Minyak itu.
Sebelum rombongan tamu meninggalkan SMP 1 PPU, untuk kenang-kenangan, kami berfoto bersama di lapangan olah raga SMP 1 PPU. Para kepsek tamu dan kepsek PPU berbaur dalam berfoto itu. Saya, Suprihadi, pengawas pembina SMP 1 PPU ikut serta berfoto untuk menunjukkan kepedulian terhadap kedatangan tamu dari Kabupaten Balangan tersebut.
Selanjutnya, perpisahan sementara berlangsung. Para tamu berjalan menuju bus yang terparkir di tepi jalan dekat pagar SMP 1 PPU. Kami berpisah untuk sementara waktu karena hari berikutnya, menurut agenda, kami akan berjumpa lagi di SMP 9 PPU. Â Â Â
(bersambung)
Penajam Paser Utara, November 2022
*Tantangan Omjay Menulis di Blog
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI