Gula-Gula yang Tidak Manis
Kata "gula" tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari. Hampir bisa dipastikan setiap hari kita bersentuhan dengan gula, baik lewat minuman, makanan, atau yang lain. Gula adalah bahan pemanis yang biasanya berbentuk kristal (butir-butir kecil) yang dibuat dari air tebu, aren (enau), atau nyiur. Orang lebih suka menyebut gula pasir untuk definisi seperti itu.
Kata "dasar" gula hanya dapat diberi imbuhan (afiks) yang sangat terbatas, yaitu:
ber- + gula = bergula (mengandung gula; ada gulanya)
meN- + gula = menggula (makna kiasan: memberi pujian supaya dinaikkan pangkat, dan sebagainya)
per-an + gula = pergulaan (segala sesuatu yang berhubungan dengan gula; perihal gula)
meN-i + gula = menggulai (memberi gula; membubuhi gula)
meN- + gulai = menggulai (memasak gulai; membuat gulai)
Baca Juga: Habis Manis Sepah Dibuang, Cuci Tangan!Â
Kita harus waspada dengan kata dasar "gulai". Ketika diberi imbuhan meN- akan terbentuk kata menggulai, sama dengan kata "gula" diberi imbuhan meN-i, akan terbentuk kata menggulai juga. Untuk membedakan makna, tentu harus dilihat konteks kalimatnya.Â
Kata dasar "gula" yang diulang (reduplikasi) akan membentuk kata "gula-gula". Ada dua makna kata "gula-gula". Makna denotasi (makna sesuai arti harfiah) "gula-gula" adalah penganan dibuat dari gula=permen=kembang gula=bonbon.
Makna konotasi (makna kias) "gula-gula" adalah pria atau wanita yang diperlakukan sebagai suami atau istri oleh lawan jenisnya tanpa ikatan perkawinan yang sah.
Penajam Paser Utara, 27 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H