Penggunaan kata ulang atau reduplikasi sering kurang tepat dilakukan oleh masyarakat. Kata dasar yang sudah diulang tidak perlu lagi diberi kata-kata penegas yang maksudnya sama.
Ada lima kata ulang (reduplikasi) yang sering dijadikan materi pelajaran di sekolah, yaitu:
Kata ulang utuh (dwilingga), contoh: loncat-loncat, lari-lari, malam-malam, sore-sore.
Kata ulang berubah bunyi, contoh: sayur-mayur, lauk-pauk, serta-merta, serba-serbi, gerak-gerik
Kata ulang suku kata awal (dwipurwa), contoh: lelaki, bebatuan, rerumputan, pepohonan
Kata ulang berimbuhan, contoh: bermain-main, tarik-menarik, dorong-mendorong
Kata ulang semu = kata dasar/ bukan kata ulang: kupu-kupu, cumi-cumi, kunang-kunang
Reduplikasi yang Tidak Tepat
Mari kita perhatikan kalimat berikut ini.
Mereka pukul-memukul di pinggir jalan. (kalimat yang benar)
Mereka saling pukul-memukul di pinggir jalan. (Kalimat salah. Penambahan saling tidak tepat karena makna reduplikasi pukul-memukul adalah saling memukul).