Ada kata-kata tertentu yang tidak mengikuti kaidah dalam proses pengimbuhan (afiksasi) karena ada hal khusus. Kata dasar tertentu dalam bahasa Indonesia bisa ingkar atau tidak mengikuti kaidah atau aturan dalam proses pemberian imbuhan (afiks).
Contoh:
Tadi pagi ayah mentransfer uang melalui ATM.
Air tebu itu akan mengkristal menjadi gula pasir.
Kita wajib mensyukuri apa-apa yang sudah kita dapatkan.
Pemerintah menswastakan beberapa perusahaan agar masyarakat ikut ambil bagian dalam perekonomian.
Kaidah pengimbuhan dan contoh kalimat:
Kata dasar yang berawalan t, j, d, c jika digabungkan dengan MeN- maka akan menjadi men- (huruf konsonan t luluh menjadi n).
tuduh : menuduh
timpa : menimpa
tunda : menunda
tekan : menekan
transfer : menransfer atau mentransfer ?
Mengapa huruf t pada transfer tidak luluh menjadi n ? Jawabannya sederhana, huruf t tidak luluh menjadi n pada kata transfer karena huruf t diikuti oleh huruf r (tr). Kita dapat membandingkan dengan kata dasar lain yang huruf t diikuti r (tr)Â seperti contoh berikut.
traktir : mentraktir
tradisi : mentradisi
traktor : mentraktor
transfusi : mentransfusi
Kaidah perkecualian pada kata dengan kata dasar diawali huruf tr berlaku pula untuk kata dasar dengan huruf awal kr.
kredit : mengkredit
kremasi : mengkremasi
kriminal : mengkriminalisasi
Demikian beberapa perkecualian pengimbuhan yang harus kita cermati. Di balik aturan baku ternyata ada aturan khusus yang harus diperhatikan. Kita tidak boleh menghakimi atau menyalahkan pengguna bahasa yang lain sebelum membuka dasar hukum yang berlaku. KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan Pedoman EYD terbaru yang harus sering kita jadikan acuan, bukan asumsi atau penggunaan yang latah yang dijadikan acuan.
Penajam Paser Utara, 5 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H