Surabaya - Program Studi Independen Vokasi Digital Ekspor Fesyen merupakan program belajar di luar kampus yang disiapkan oleh PT Lacorre Loka Maya selaku mitra bagi mahasiswa dengan pembelajaran praktis agar siap menjadi pelaku usaha ekspor produk fesyen dengan mengoptimalkan kemajuan teknologi digital yang dapat diikuti oleh mahasiswa dari seluruh Indonesia dengan pelaksanaan kegiatan pada 14 Agustus-31 Desember 2023. Salah satu mahasiswa semester 7 yang berasal dari Program Studi Administrasi Bisnis Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya, Supriatun turut berkesempatan mengikuti program Studi Independen ini dengan memperoleh konversi SKS salah satunya pada Mata Kuliah Magang, sehingga pengalaman mengikuti Program Studi Independen pada PT Laccore Loka Maya ini juga sekaligus menjadi pengalaman magang bagi Supriatun.Â
Diakui oleh Supriatun bahwa Program Studi Independen Vokasi Digital Ekspor Fesyen yang ditawarkan oleh PT Lacorre Loka Maya ini menawarkan program terpadu pengembangan ilmu, keterampilan, dan sikap yang baik sehingga siap menjadi profesional di perusahaan ekspor-impor, menjadi fasilitator UKM ekspor dan pada akhirnya menjadi eksportir melalui pembelajaran yang dilakukan secara hybrid dengan memberi berbagai kesempatan belajar secara onsite (luring).
"Saya memilih PT Lacorre Loka Maya sebagai tempat magang karena saya sempat mencari tahu kalau Lacorre ini adalah salah satu lembaga pembelajaran berorientasi digital yang memiliki spesialisasi dalam pendidikan dan pelatihan digital ekspor. Dan mereka punya jaringan kerjasamanya yang luas, termasuk dengan Kementerian Perdagangan RI, Pusdiklat Bea dan Cukai, Duta Besar Indonesia di berbagai negara, Inbis PPI Dunia, Diaspora Indonesia, dan masih banyak lagi. Jadi menurut saya ini adalah peluang emas bagi kita untuk memperoleh pemahaman yang mendalam tentang dunia digital ekspor. Apalagi setelah mengetahui adanya kegiatan ini saya juga didukung oleh Dosen Pembimbing saya, ibu Ni Made Ida Pratiwi untuk bisa berpartisipasi aktif dan membantu saya dalam mempersiapkan hal-hal akademis yang diperlukan," ungkap Supriatun ketika ditanyai terkait alasannya memilih PT Laccore Loka Maya sebagai mitra dalam melaksanakan Program Studi Independen sekaligus sebagai lokasi kegiatan magangnya.
Selama periode magang Supriatun mengambil penempatan pada unit pemasaran karena dirinya mengaku cukup tertarik dengan tugas yang berkaitan dengan analisis pasar termasuk dalam hal merancang strategi promosi efektif yang memungkinkan produk fesyen Indonesia memasuki pasar global. "Selama kegiatan ini aku juga menjadi CMO di Tim Sekolah Ekspor (TSE) Lunewoods. Ini itu tim yang dibentuk oleh perusahaan untuk menghasilkan sebuah produk eskpor unggulan. Aku secara sukarela mengajukan diri menjadi tim marketing karena sebelumnya aku sudah memiliki pengalaman menjadi social media specialist kurang lebih 2 tahun ini, jadi aku rasa kemampuan research aku bisa dipakai disini," lanjutnya.
Tim Sekolah Ekspor di PT Lacorre Loca Maya membawa konsep kolaboratif yang memukau dengan menggabungkan keahlian dari 3 sampai 4 anggota tim dari universitas berbeda. Disebutkan oleh Supriatun, jika dirinya tergabung dalam Tim Sekolah Ekspor Lunewoods bersama mahasiswa dari Universitas Negeri Semarang dan Universitas Teknologi Digital Indonesia Yogyakarta. TSE Lunewoods bersatu untuk menciptakan inovasi luar biasa dengan menghasilkan produk unggulan ekspor Indonesia berupa kacamata yang menggunakan frame kayu. Kolaborasi lintas universitas ini bukan hanya tentang menciptakan produk, tetapi juga merupakan wujud nyata dari pemikiran kreatif dan integrasi pengetahuan dari berbagai latar belakang akademis, membawa kecerdasan bersama untuk mengangkat citra ekspor Indonesia ke tingkat yang lebih tinggi.
"Kita sengaja memilih inovasi kacamata frame kayu karena kita mau memperkenalkan kualitas kayu Indonesia itu  tidak kalah dari produk luar. Dan kita juga pengen membawa produk yang sustainability untuk diekspor supaya setiap pemakai selain bisa melihat indahnya dunia melalui kacamata, mereka juga tidak lagi melihat sudut-sudut kotor di kota mereka yang berisikan limbah sampah," jelas Supriatun saat menjelaskan produk ekspor yang menjadi inovasi Tim Sekolah Ekspornya.
Berbicara mengenai pelaksanaan kegiatan pada PT Lacorre Loka Maya terbagi menjadi dua model utama, yaitu online dan hybrid learning. Meskipun pelaksanaannyaebih fleksibel melalui model hybrid, hal ini tidak mengurangi kualitas pengalaman kerja peserta. Mereka tetap terlibat langsung dalam proyek nyata sesuai dengan pembagian posisi yang telah ditetapkan. Keistimewaan model ini adalah peserta magang dapat belajar secara langsung dari mentor yang siap memberikan bimbingan dan solusi untuk menangani tantangan dalam pekerjaan. "Kebetulan aku dan tim belum pernah mengikuti mentoring produk secara offline. Jadi kita bener-bener memanfaatkan setiap pertemuan synchronous pagi hari untuk berkonsultasi dengan mentor terkait perkembangan produk kita. Dan sejauh ini aku merasa semuanya juga berjalan dengan lancar, kita juga mendapat pengalaman dan pemahaman maksimal meskipun tidak bertemu langsung dengan para mentor", ungkapnya.
Dalam perjalanan mengejar impian profesional di bawah naungan program magang di PT Laccore Loka Maya, peserta tidak hanya terlibat dalam rutinitas sehari-hari, tetapi juga merasakan pengalaman belajar yang multidimensional. Melalui serangkaian aktivitas yang dirancang dengan cermat, peserta tidak hanya mengikuti sesi mentoring yang memperkaya pengetahuan praktis mereka, tetapi juga terlibat dalam Kuliah Ekspor dan JJE Nasional serta JJE Internasional yang akan dilaksanakan pada akhir tahun. Namun, yang membuat pengalaman ini begitu unik adalah keterlibatan mereka dalam pembuatan praktikum mingguan, di mana setiap minggunya mengusung tema berbeda. Hal ini tidak hanya memperluas pandangan mereka dalam dunia ekspor, tetapi juga membuka pintu untuk eksplorasi kreatif dan pemahaman mendalam terhadap tantangan nyata di lapangan.
"Overall, semua kegiatannya menyenangkan bahkan kadang suka gemes sendiri khususnya waktu ngerjain praktikum. Karena tiap minggu tugasnya beda-beda, bisa artikel atau laporan aja dan kadang dibuat versi videonya juga. Tapi kalo ditanya berdampak sama diriku atau gak, aku kasih nilai 8. Karena sisanya aku masih nungguin banget JJE Surabaya, tapi sayangnya sampai hari ini belum kelihatan hilalnya hehe..," tutupnya.
Penulis : Supriatun dan Ni Made Ida PratiwiÂ
Editor : Supriatun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H