Mohon tunggu...
Supriati Ningsih
Supriati Ningsih Mohon Tunggu... -

melangkah dengan pasti dan optimis,tabah dan sabar menghadapi ringtangan,mensyukuri sekecil apa pun yang didapat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Keluh Citarum

24 April 2011   00:55 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:28 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalau sajadayangsumbi dan sangkuriang

Terlahir kembali di tatar priangan saat ini

Mungkin mereka akan menangis dan murka

Citarum tempat mereka berlayar

Kini tak lagi indah

Saguling membendung

Menjadikan Citarum danau yang sangat besar

AkankahSangkuriang

membawa dayangsumbi berlayar

Bersenang-senang memadu kasih..?

Rasanya tak mungkin

Citarumku sayang

Citarum yang malang

Kini kau bukan lagi Firdaus

Para dewi dan bidadari

Citarum.. kini kau ditelanjangi

Dan kau dijadikan pembuangan sampah

Polusi merkuri memenuhimu

Sedimetasisemakin menebal

Banjir tak lagi bisa ditahan

Bale Endah meluber dan resah

Dayangsumbi menangis

Sangkuriang muram durga

tak ada lagi taman priangan

tempat berlayar memadu kasih dua sejoli

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun