Hal yang terjadi tidaklah demikian, Mardani H. Maming malah memanfaatkan kesempatan yang ada untuk meraih keuntungan pribadi dengan melakukan praktik tindak pidana kejahatan luar biasa yakni Korupsi. Sehingga kata Ksatria dan Gentleman tidak pantas untuk disematkan pada koruptor sang pengkhinat negara.
Kepada siapapun itu, kalau mau menghargai Mardani karena sudah berani menyerahkan diri yh silakan saja, tapi jangan juga menyebutkan sebagai ksatria dan gentleman. Karena ini sangat bertentangan dengan perilakunya sebagai koruptor. Penyebutan Koruptor sebagai Ksatria dan Gentleman akan memberikan reaksi hebat pro dan kontra dimasyarakat. Berbagai reaksi itu pasti dan tidak bisa dihindari dikalangan masyarakat yang majemuk.
Tentu masyarakat akan menanyakan apa motif dibaliknya? Â Apakah selama ini perbuatan koruptor itu dianggap suatu hal yang benar dan wajar. Saya khawatir kedepan masyarakat Indonesia memiliki persepsi baik kepada koruptor. Koruptor juga disanjung dan dianggap sebagai ksatria dan gentlemen.
Sanjungan baik terhadap koruptor bukanlah itu yang kita harapkan bersama. Kita sangat mengharapkan koruptor ini dihukum seberat-beratnya agar kedepan menjadi pembelajaran bagi yang lainnya. Itulah harapan kita untuk Indonesia bersih dari Praktik korupsi. Ayo satukan Aksi Berantas Korupsi, Saatnya kita menyatakan perang kepada koruptor pengkhianat negara.
Â
Â
Â
Â
Â
Â
Â