Sistem ini menjelaskan bahwa jumlah kursi di parlemen dibagikan kepada tiap-tiap partai politik sesuai dengan jumlah suara sah yang diperoleh.
Sistem Proporsional merupakan sistem pemilihan yang memperhatikan proporsi atau perimbangan antara jumlah penduduk dan jumlah kursi di suatu daerah pemilihan, sistem proporsional juga mengatur tentang proporsi antara jumlah suara yang diperoleh suatu partai politik untuk kemudian dikonversikan menjadi kursi ayng diperoleh partai tersebut.
Untuk Pemilihan anggota DPR yg terdiri dari fraksi-fraksi perwakilan parpol , kita menggunakan sistem proporsional sedangkan untuk pemilihan anggota DPD kita menggunakan sistem distrik berwakil banyak, artinya tidak hanya satu orang tapi banyak orang. Dalam perkembangannya selanjutnya kita menggunakan system proporsional dengan system daftar, terutama dalam memilih anggota DPR dan DPRD. Artinya setiap parpol menunjukan daftar kandidatnya kepada para pemilih.
Sitem Proporsional terbagi menjadi dua jenis, yaitu :
1. Sistem Proporsional Tertutup
Dalam pengertian partai politik memberikan daftar kandidat atau calon dengan dengan hasil penetapan memperhatikan atau memberi prioritas kepada nomor urut kandidat calon legislative. Dalam pemilihan ini pemilih hanya memilih Partai Politik.
2. Sistem Proporsional Terbuka.
Dalam pengertian partai politik memberikan daftar kandidat atau calon dengan dengan hasil penetapan tidak memperhatikan atau tidak memberi prioritas kepada nomor urut kandidat calon legislative. Dalam pemilihan ini pemilih dapat memilih langsung calon anggota legislativenya.
Selain sistem pemilihan di atas, negara kita juga telah menggunakan Sistem Pemilihan Langsung, yaitu dalam konteks pemilihan Presiden dan Wakil Presiden serta pemilihan Kepala Daerah. Semua system yang digunakan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sistem proporsional terbuka atau tertutup sama saja.Â
Banyak elite partai dan tokoh mengatakan kedua sistem tersebut tidak bisa lepas dari praktik uang. Oleh karena itu yang diperbaiki bukanlah sistemnya melainkan Sosialisasi pendidikan pemilu yang bersih kepada semua peserta pemilu agar memilih dengan pemikiran yang cerdas bukan melihat uang yang diberikan.
Pemilu dan Pemilukada Serentak 2024 semoga menjadi momentum bangkitnya pemilihan umum yang bersih dan berintegritas menuju negara demokrasi yang lebih baik.