Di tingkat urusan kenegaraan level nasional sangat boleh jadi posisi menteri dalam kabinet menjadi incaran para elit parpol pengusung maupun pendukung, sedangkan pada tingkat daerah bisa saja berupa pemenuhan kepentingan tertentu misalnya ‘bagi-bagi kue pembangunan’ alias proyek di lingkup kawasan lokal, ataupun kepentingan strategis lainnya.
Proses tawar-menawar untuk memenuhi kepentingan inilah yang sering disebut ‘politik dagang sapi’. Gejala demikian sepertinya tidak akan pernah hilang dalam perpolitikan di negeri ini, baik di tingkat pusat maupun daerah, dan bahkan mengingat berlangsung dari masa ke masa dalam era kepemimpinan siapapun, pratek ‘politik dagang sapi’ ini sepertinya masih akan berkelanjutan. Itukah kultur politik kita?
Memang pada satu sisi, dapat dipahami bahwa dalam dunia politik praktis yang cenderung berfokus pada perebutan kursi kekuasaan, sehingga proses tawar-menawar kepentingan kerap terjadi antar elit parpol/petinggi parpol melalui komunikasi politik yang dijalankan. Kalkulasi politik ke depan atas dasar untung dan rugi sudah bukan menjadi sesuatu yang rahasia lagi, kondisi demikian masih akan terus berlangsung dari waktu ke waktu.
Akan tetapi pada sisi lain dalam perspektif demokrasi, berlangsungnya ‘politik dagang sapi’ ini sangatlah memiliki sisi-sisi negatif karena cenderung hanya memenuhi kepentingan segelintir orang yang duduk sebagai elit/petinggi parpol tertentu. Sementara rakyat di akar rumput sebagai konstituennya seringkali diabaikan/dilupakan aspirasinya.
Terkait hal itu alangkah eloknya bilamana para elit parpol atau petinggi-petingginya mau sejenak merenung dan bercermin diri, termasuk dalam pelaksanaan Pilkada 2015 janganlah hanya ‘berpolitik dagang sapi’ untuk memenuhi kepentingan pragmatis berdasarkan perhitungan untung rugi yang berjangka pendek/sesaat semata.
Jauh lebih penting bagi pimpinan yang telah terpilih dan para pengusung/pendukungnya yaitu serius melaksanakan program-program yang telah dicanangkan sehingga memberdayakan rakyat di daerahnya. Ini merupakan kontribusi nyata yang berjangka panjang demi memenuhi kepentingan serta keadilan sosial bagi seluruh anak bangsa.
Suprapta.-
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H