Mohon tunggu...
nugraha
nugraha Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Elohym Dalam Kebudayaan Tionghoa

22 Juli 2015   11:03 Diperbarui: 22 Juli 2015   11:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HITH-Chinese-New-Year

 

Sesungguhnya Tuhan telah menampilkan DiriNya dalam gambaran dan konsep yg menakjubkan pada tiap budaya, yang mungkin belum disadari kehadiranNya bahkan oleh pelaku budaya tersebut…..

Dalam budaya tertua negri Cina yg dirayakan tiap tahun terdapat kesamaan yg sepertinya jauh dari kebetulan2 saja.

Hikayat rakyat jelata waktu itu akan perayaan tahun baru Cina adalah perayaan tahunan untuk berkumpul bersama melawan suatu roh jahat bernama ‘Nien’. Roh jahat ini datang tiap tahun di musim semi hendak menelan anak2 terutama anak2 sulung.

Penduduk desa mencatat bahwa kedatangan roh jahat ini setahun sekali, bahkan mereka menamakan tahun baru sbg ‘melewati’ roh jahat Nien.

Penduduk desa menangkal roh jahat ini dengan memberi warna merah pada ambang pintu rumah dan mengenakan pakaian berwarna merah pada anak2. Mereka juga menangkalnya dng kembang api.

Pada malam tahun baru penduduk akan makan malam bersama seluruh keluarga dan pada jam 12 tengah malam mrk akan membiarkan lampu tetap menyala dng harapan dewa kemakmuran akan datang masuk dan mrk percaya jika dewa dtg maka mrk akan makmur keesokan harinya.

Lihatlah kesamaannya.

1) Passing of Nien.
Dengan :
Passover of angel of death.

Keluaran 12:12  Sebab pada malam ini Aku akan menjalani tanah Mesir, dan semua anak sulung, dari anak manusia sampai anak binatang, akan Kubunuh, dan kepada semua allah di Mesir akan Kujatuhkan hukuman, Akulah, TUHAN.

2) Warna merah pd ambang pintu.
Dengan :
Darah (merah) pd tiang2 pintu.

Keluaran 12:7  Kemudian dari darahnya haruslah diambil sedikit dan dibubuhkan pada kedua tiang pintu dan pada ambang atas, pada rumah-rumah di mana orang memakannya.

3) Makan malam bersama, harapan kedatangan dewa kemakmuran.
Dengan :
Emas yg diperoleh keesokan hari.

Keluaran 3:21-22
Dan Aku akan membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa ini, sehingga, apabila kamu pergi, kamu tidak pergi dengan tangan hampa, tetapi tiap-tiap perempuan harus meminta dari tetangganya dan dari perempuan yang tinggal di rumahnya, barang-barang perak dan emas dan kain-kain, yang akan kamu kenakan kepada anak-anakmu lelaki dan perempuan; demikianlah kamu akan merampasi orang Mesir itu.”

Keluaran 11:2-3  Baiklah katakan kepada bangsa itu, supaya setiap laki-laki meminta barang-barang emas dan perak kepada tetangganya dan setiap perempuan kepada tetangganya pula.” Lalu TUHAN membuat orang Mesir bermurah hati terhadap bangsa itu; lagipula Musa adalah seorang yang sangat terpandang di tanah Mesir, di mata pegawai-pegawai Firaun dan di mata rakyat.

Bangsa Mesir menjajah bangsa Israel dan kemegahan bangunan2 Mesir dikerjakan oleh budak2 Israel mereka. Umat Tuhan Israel tidak berdaya sama sekali. Ini berlangsung 430 tahun lamanya. Melepaskan Israel dari tangan kejam Mesir yg dipimpin Firaun sampai memerlukan 10 tulah/hukuman bagi Mesir dan tulah terakhir adalah kematian bagi semua sulung baik manusia maupun hewan.

Bangsa Israel diharuskan mengoleskan darah merah anak domba pada tiang2 pintu dan ambang atas pintu rumah mereka agar malaikat kematian melewati/passover mereka sehingga sulung mereka luput dari kematian.

Dan  darah domba yg dikorbankan/disembelih yg darahnya dioleskan pada pintu2 rumah adalah gambaran Yesus yg darahNya tercurah pada tiang salib.

Untuk melepaskan manusia dari jajahan iblis, Tuhan mengorbankan anakNya sendiri yg darahNya menjadi kelepasan dan keselamatan.

Yohanes 1:29  Pada keesokan harinya Yohanes melihat Yesus dan ia berkata: “Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia.

Yohanes 3:16  Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun