PSS SLEMAN, Sebuah Klub kecil dari Kabupaten yang berada di utara Propinsi Daerah Istimewa Jogjakarta. Klub yang baru saja sukses meraih prestasi dengan menjadi Juara di Divisi Utama PT LPIS 2013. Sampai hari ini Euforia juara itu masih terasa di kabupaten itu. Rencananya Para Pendukung PSS Sleman akan mengadakan pawai menyambut Keberhasilan yang ditunggu selama 37 tahun itu. Besok Pagi Pawai itu akan digelardemi merayakan kesuksesan tersebut bersama para pemain, official Team, staff manajemen PSS dan warga masyarakat Sleman tentunya. Sayang ssekali lagi saya harus melewatkan salah satu moment berharga ini. Atas suksesnya PSS Sleman ini memang tidak mendapatkan hadiah dari PSSI, bahkan Piala itu merupakan inisiatif dari Panitia Penyelenggara Semifinal dan Final Divisi Utama PT LPIS. Sejak awal dari PSSI melalui Bang Erwin D Budiawan, PSSI memang tidak menjanjikan apa apa terhadap para peserta yang akan menjadi juara Kompetisi Divisi Utama PT LPIS termasuk janji akan diikutsertakan ke dalam peserta verifikasi Unifikasi Liga 2014 ataupun hadiah termasuk piala. Dan menurut pandangan saya para peserta kompetisi ini menerima apa yang akan terjadi nanti jika timnya menjadi juara. Meskipun kalau dilihat dari Garis Besar Haluan PSSI, saat KLB PSSI 17 Maret 2013: memutuskan penyatuan atau unifikasi dua liga baru akan berlaku tahun 2014. Untuk itu kompetisi yang diakui sebelum tahun 2014 adalah liga Primer Indonesia (IPL) dengan segala konsekwensinya, sedangkan Indonesia Super Leagua (ISL) baru dijalankan sebagai Nama Unifikasi Liga Indonesia tahun 2014 sesuai butir-butir kesepakatan KLB. Tapi sudahlah tulisan saya kali ini tidak akan membahas tentang hal tersebut, yang akan saya bahas disini tentang Gairah Sepakbola di Klub Kecil itu. Memang Kompetisi tanpa hadiah dan jenjang Promosi Degradasi terasa hambar, istilahnya adalah baaikan sayur tanpa garam. Tapi kalau kita lihat apa yang terjadi di Kabupaten kecil itu berbeda dengan wilayah lain. Meskipun ada sedikit kecewa atas Keputusan PSSI tersebut tapi kami tetap menghormati. Mungkin PSSI sedang butuh dana untuk membiayai dan menjalakan Training Center dari Tim Nas Senior sampai Junior. Apalagi sebentar lagi Tim Nas U23 akan berlaga di Sea Games Myanmar. Uniknya dari para pendukung PSS Sleman ini adalah Gairah dalam Membangun, Menghidupi dan Merawat klub kecil itu. Dari catatan saya tidak hanya musim ini mereka berbuat sesuatuuntuk PSS SLEMAN. dari awal perjuangan PSS SLEMAN mengarungi Liga Indonesia sekitar tahun 2000 sampai musim ini Mereka terus mendukung baik materi ataupun non materi. Dulu ketika Pendukung PSS SLEMAN masih menjadi satu dalam wadah suporter Slemania, Pendukung PSS SLEMAN juga memberikan support dalam ikut serta menajdi bapak angkat dari salah satu pemain ataupun hanya sekedar memberikan perlengkapan Tim, Makanan dan Buah Buahan bahkan obat obatan yang akan dikonsumsi oleh pemain atas anjuran dokter tim. meskipun tidak setiap hari tapi setidaknya ada aksi nyata dari para pendukung untuk Klub Kecil itu. Oleh karena itu saat ada pelarangangan penggunaan APBD untuk sepakbola Klub kecil itu tidak terlalu kaget. Tinggal meneruskan dan memeprbaiki aksi nyata pendukung kepada Klub Kecil itu. Dulu waktu PSS Sleman nyaris gagal berangkat ke Papua, beberapa suporter membuat kaos dalam program "Save Our PSS" yang mana semua keuntungannya diserahkan ke Tim untuk bantu biaya akomodasi meskipun tidak terlalu banyak tidak sampai 1% dari semua total biaya akomodasi. Beberapa Musim Terakhir aksi nyata suporter PSS SLeman semakin terlihat besar dan Profesional seiring dengan hadirnya satu komunitas Pendukung PSS, Brigata Curva Sud (BCSxPSS1976). PSS SLEMAN sangat terbantu dengan hadirnya kedua kelompok suporter yang mendukung mereka. Slemania punya Outlet Slemania, BCS punya Curva Sud Shop. Dua Unit bisnis komunitas suporter untuk mendukung kehidupan PSS SLEMAN selain unit usaha resmi yang dimiliki oleh Official Team PSS. PSS SLEMAN memang Klu Kecil tapi bukan sekedar Klub Kebanggaan Slemania dan BCS saja tapi sudah lebih sekedar Kebanggaan. PSS SLeman sudah menajdi gairah kehidupan atau istilah kerennya menjadi Passion warga sleman dan semua yang mendukung PSS Sleman. Musim ini memang PSS SLEMAN menjadi Juara tanpa mendapat Piala dan Hadiah serta Promosi dari PSSI tapi sesungguhnya PSS SLEMAN sudah menjadi "Juara" dalam hal menghidupkan gairah sepakbola Lokal. PSS dan pendukungnya sudah berhasil meletakkan dasar pondasi Klub Profesional meskipun belum sebaik Arema Malang ISL ataupun Persib Bandung, dua Klub yang menjadi tolak ukur kadar profesional menurut saya. Kerja Keras PSS Sleman musim ini tidak sia sia kalaupun nanti tetap di divisi utama, DU LPIS ini sebagai ajang pemanasannya.Para Pemain bekerja keras dilapangan dengan hasil Kapten PSS, Juan Revi masuk Squad Tim Nas Senior. kerja keras para pemain itu membuat warga Sleman lebih bersemangat dalam menghidupi PSS SLEMAN. Tidak ketinggalan Musim ini, PSS dan pendukungnya sudah bisa membuktikan kalau Klub Kecil itu tidak kalah bersaing dengan Klub Klub PT LI dalam segi Profesionalisme. Ditengah tengah krisis keuangan dan tersendatnya gaji dari beberapa Klub ke pemain baik di PT LI atau PT LPIS, PSS SLEMAN mampu masuk kategori tim yang bebas tunggakan gaji. Dari segi pendapatan tiketpun, Panpel PSS meraup penghasilan antar 300 juta sampai 5oo juta per pertandingan, sebuah hasil fantastis dari sebuah Klub Kecil yang berlaga di Kompetisi yang dianak tirikan oleh PSSI. Musim juga membuktikan kami mampu membuat Klub bola mandiri dengan jerih keringat kami tanpa harus ngemis ngemis hadiah dan musim depan akan kami buktikan kalau kami mampu terus memutar roda roda bisnis PSS Sleman. Istilahnya Musim ini kami jadikan sebagai musim untuk tinggal landas menuju Klub Profesional yang sesungguhnya di musim depan. DARI PSS SLEMAN OLEH PSS SLEMAN DAN UNTUK PSS SLEMAN
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H