Pada pertandingan kedua di Stadion Bukit Jalil,Kuala Lumpur, 3 Januari 2005, gantian anak-anak Garuda mengamuk dengan perkasa. Tuan rumah sudah mampu mereguk gembira ketika Khalid Jamlus membobol gawang kita di menit ke-dua puluh enam.
Tetapi hasil akhir pertandingan memihak Indonesia.
Kurniawan Dwi Yulianto merobek gawang Malaysia di menit 59, bek kekar kita Charis Yulianto menambahi di menit 74, lalu top skorer Piala Tiger 2004 Ilham Jaya Kesuma ikut berpesta di menit 77. Akhirnya pemain muda penuh talenta kita, Boaz Solossa, di menit 84 menggenapkan timnas Indonesia untuk lolos ke final dengan keunggulan 5-3.
“Keajaiban Garuda di Malaysia itulah,” saya katakan kepada Chan Yi Shen, “semoga akan terjadi di Kallang, malam ini.”
Harapan saya itu tidak terjadi. Dua gol Singapura oleh Indra Sahdan dan penalti Agu Casmir, dan aksi gol dengan liak-liuk oleh Elie Aiboy di menit 76, akhirnya membungkus kemenangan tim negeri Singa itu dengan agregat 5-2.
Stadion Kallang tidak memberi saya kenangan indah sebagai suporter sepakbola Indonesia, walau sebagai pribadi ada juga catatan yang bisa dikenang.
Chan Yi Shen ternyata tidak melupakan apa yang saya katakan. Dalam edisi koran dia esok harinya, nama saya terpampang di halamannya. Saya dikutip, bahwa saya percaya kepada pelatih timnas Peter Withe sebagai pelatih dan motivator yang baik. Dengan bekal itu kita akan mampu berprestasi lagi, guna meraih kejayaan persepakbolaan Indonesia yang lebih cerah di masa depan.
Lima tahun telah berlalu. Peter Withe telah pergi.
Saat ini tahun 2010. Alfred Riedl sebagai pengganti.
Indonesia masuk final lagi.
Final pertama Piala AFF 2010 akan berlangsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Minggu 26 Desember 2010 ini. Pertandingan kedua digelar 29 Desember 2010 di Stadion Gelora Bung Karno di Senayan, Jakarta.
“Apakah impian yang saya gurat lima tahun lalu itu akan menjadi kenyataan, kini ?”
Wonogiri, 26 Desember 2010