Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Nasehatku untuk Para Pemegang Amanah di Pelosok Negeri

11 Desember 2024   17:24 Diperbarui: 15 Desember 2024   11:30 10
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Wahai para pemimpin, jika kalian tahu dan sadar maka kalian lah yang paling banyak.menyesal dan menangis. Mengapa? Karena banyak hal yang menjadi penyebab mengapa kalian akan menyesal dan menangis. Tulisan ini mencoba melihat sisi lain dari pengemban amanah yang menyebabkan semua pengembannya menyesal. Adakah yang tidak? Tidak ada. Termasuk penulis. Kasihan betul. Di dunia pengemban amanah bergembira. Di akhirat menyesal selama-lamanya.

Pemilu itu curang

Jika penilu curang maka anda sebagai presiden,  gubernur, bupati, walikota, dan siapa saja yang membantu tugas kalianntermasuk KPU, KPUD, Bawaslu, akan diminta pertanggungjawaban oleh Allah swt. Di situlah kalian menyesal selama-lamanya. Jika tidak curang maka kalian akan memperoleh penghormatan dari Allah swt. Diperaiapkan surga oleh Allah swt. Jika sebaliknya ada neraka yang membakar kita antara nati dan hidup. 

Sogok Menyogok

ke depan jangan sogok menyogok. Mengapa? Sogok.menyogok dalam memperoleh amanah adalah hal terlahit dalam hidip kita. Mengapa? Karena sogok menyogok itu bisa merusak akidah manusia. Kok bisa? Iya. Karena kita menjadi tidak.percaya lagi dengan tuha. Itu sebabnya menyogok dan menyogok.itu tempatnya di neraka.

Memakan bukan hak

Pasti ada kesombongan, ada sekali waktu kita sebagai pemimpin memakan yang hak kita. Pasti suatu saat kita menzalimi orang lain. Pasti suatu saat kita memakai pakaian Allah. Apa itu? Somnong. Kita mesti banyak bertaubat bahkan setiap hari kita bertaubat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun