Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal

Habibi Anggota Penilai RHL Merantau Rejang Lebong Paling Seru

8 Desember 2024   08:49 Diperbarui: 8 Desember 2024   11:14 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Tim penilai dari MIP PPS UM Palembang dibuat seru oleh seorang anggota yang bernama Habibi. Habibi ini aktif dalam tim survei dan pemetaan yang diajak oleh Dr. Asvic Helida menilai pertumbuhan tanaman hutan di RHL desa Merantau kecamatan Sindang Bliti Ilir kabupaten Rejang Lebong pada awal Desember 2024. Bersama habibi sejumlah alumni FP UMP prodi kehutanan seperti Randy dan sejumlah mahasiswa semester 7 seperti Andreanto.
Berikut nama-nama Tim Penilai
1. Abdan
2. Abdur Rasyid Fadillah
3. Dodi Aryu
4. Ferlly Adi Wijaya
5. Irwansyah Rambe
6. M. Reza Trinanda
7. M. Samsul Huda
8. Muhammad Andreanto
9. Randi Prayoga
10. Sandi Saputra
11. Selamat
12. Uzzatul Akbar

Tulisan ini menceritakan keseruan tim penilai karena adanya Habibi dan kepala desa Herman dan kadus Muslim.

Membawa Drone

Habibi memeiliki nama yang "curang". Kenapa? Karena semua orang memanggilnya habibi. Habibi berarti sayangku. Jadi siapa saja memanggil dia habihi berarti "sayangku". Pada hal banyak teman-teman yang dipanggil untuk berbagai alasan tapi hanya Habibi yang dipanggil demgan sebutan "sayangku". Tiga admin yang bisa ikut dalam.tim.penilai antara lain Intan, Atika dan Dina. Kali ini hanya Dina yang ikut ke Merantau dan menemani bosnya Dr.Asvic ke lahan RHL. Mereka dibonceng bermotor oleh anggota tim lokal pilihan kepala Desa Merantau pak Herman. Pak Herman sudah kali ketiga terpilih menjadi kepada desa Merantau. Beliau disenangi warga karena baik hati dari uangnya banyak. Pak Herman banyak kebun kopi. Kebun kopinya menghasilkan 4-5 ton biji kopi per tahun. 1 ton biji kopi harganya Rp 70 juta.

Menginap di Rumah Kadus Muslim

Tim penilai menginap di rumah pak kadus dusun 2 Muslim, dengan nyonyanya Santi, anaknya Suci dan Andri serta cuxunya Letta. Buk Santu sangat piawai menyaipkan kami anghota tim penilai dengan makaman yang enak-enak. Terima kasih buk Santi. Pak Muslim dan pak Kades menyiapkan kami air yang banyak dari sungai karena air PDAM desa Merantau lagi ada masalah. Di desa ini air ledeng diambil dari daerah perbukitan dengan pipa secara grafitasi. Pas kami di sana ledeng rusak. 

Dijemput dengan mobil 

Pas hari pertama kami datang pak Kadea Merantau menjemput kami dengan mobil terbuka tetapi pas kami.pulang diantar dengan bak tertutup.. Bila hari pertama dia menjemput kami dengan merek suzuki. Pas pulang dia antar kami ke stasiun LLG dengan merek Toyota Rush. Memang pak kades Herman termasuk orang susah di desanya - susah menghabiskan uang. Terima kasih semua warga desa Merantau. Jayalah semua kalian dunia dan akhirat.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun