Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pak Japri Merantau Ingin Sekali Kebun Ladanya Subur

7 Desember 2024   12:00 Diperbarui: 7 Desember 2024   14:12 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Suatu pagi setelah solat subuh di masjid sebuah pondok Pesantren Desa Merantau Kecamatan Sindang Bliti Ilir (SBI) penulis bertandang kepada saudara pemilik Pesantren di dusun 2. Penulis dipinjami oleh kadus 2 Muslim untuk mengrndarai sepeda Motor yang mrmungkinkan penulis solat berjemaah di masjid  itu. 

Keliling kebun

Pak Japri menjak penulis keliling kebunnya pagi ini. Awalnya, dia menanam kopi lalu menanam lada, durian dan jengkol. Tanaman lada milik pak Japri ada 300 pohon. Lada itu dia beri tempat memanjat dari jenis juar, jengkol. Tidak dijumpai tanamam jenis lain yang dijadikan tempat lada hidup dan bersandar. Tanaman lada yang ditanamnpada pohon juar jauh lebih subur dibanding lada pada pohon jengkol. Ada juga pohon jenhkol yang dijumpai menjadi sandaran tanaman lafa yang mati karena tidak tahan dililit dan menjadi beban pohon lada.

Produksi lada rendah

Kepada penulis pak Japri punya harapan yanh tinggi bagaimana membuat pupuk organik yang dapat menyuburkan pohon ladanya dan memperoleh hasil yang tinggi. Penulis memberi kesempatan yang luas untuk memberi penhuluhan tentang pembuatan puk organik padat dan pupuk organik cari.

Pembuatan kompos dan pupuk cair

Pembuatan pupuk kompos dan pupuk cair dijelaskan secara rinci dengan mrlakulan.praktek langung pagi ini 7 Desember di depan khalayak dusun 2 desa Metantau kecamatan Sindang Bliti Ilir kabupaten Rejang Lebung provinsi Bengkulu. SSecara lengkap disajikan pada youtube supli rahim. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun