Bismillah,
Masih segar dalam ingatan kami yang saat ini sudah berumur 60an ada penyiar cantik kala itu di tahun 1970an. Dia adalah Tuti Aditama. Tuti adalah penyiar favorit kami kala itu bersama Yasir Denhas dan sejunlah penyiar TVRI lain.
Menonton di Kodim BS
.
Penulis ingat betul bahwa kala itu penulis masih belajar di kelas 3 SMAN 1 BS Manna. Kami menyewa rumah di rumah paman teman kami Lisdin asal Bengkenang. Di sekeliling rumah ada sejumlah pohon kelapa yang baru mulai berbuah. Kami sering mengambil kelapa tua dan kelapa muda.
Di halaman ada pohon ubi kayu karet yang banyak daun muda dan buahnya untuk dijadikan sayur lauk nasi dicampur ikan teri. Terkadang dibuat sayur lodeh.
Pukul 21.00 wib
Bila mendekati pukul 21.00 wib penulis dan teman mendatangi halaman Kodim BS di sebelah rumah dinas Bupati Bengkulu Selatan untuk menonton pembacaan dunia dalam berita oleh para penyiar kesayanagan. Yang paling top adalah Tuti Aditama. Jika mendengar dan menonton dunia dalam berita terasa mendapat informasi berharga. Kalau diibaratkan dengan HP sekarang maka jiwa menjadi full charged dan jiwa jadi tenang.
Semoga tenang di alam kubur
Bagi penulis dan banyak teman teman kala itu menganggap Toeti Aditahama sebagai sosok penyiar yang cerdas, menginspirasi dan memotivasi. Almarhumah yang  meninggal sekitar 9 tahun lalu itu merupakan teladan para penyiar juga bagi kami yang haus berita kala TVRI yang merupakan satu-satunya  televisi di tanah air pada masa itu. Baru seteoah lahir TPI dan televisi swasta lainnya kita mempunyai banyak sumber beruta elektronik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H