Bismillah,
Selalu ada hikmah dari kegiatan kita di bumi ini. Salah satu kegiatan penulis ketika di denpasar Bali adalah mendatangi masjid Alfurqan untuk solat jumaat. Pagi itu jumaat 24.8.2024 penulis pergi lebih awal ke masjid. Saambil berharap dapat berqurban onta atau minimal.qurban sapi.  Sebab jika ke masjid dekat dengan khotib naik mimbar maka nilai qurbannya hanya sebesar seekor ayam atau bahhkan satur telur ayam. Jika khotib sudah baik mimbar maka malaikat pencatat pahala  ditutup.
Ketemu seniman
Seniman yang penulis di jumpai di Masjid
 itu namannya DD. DD datang dari pulau Sunatera sejak tamat SMA. Di Bali dia punya keahliian yang memberikan penghasilan  yang mencukipi  untuk hidup dari hari
 kehhari walaupun dia tidak berani untuk menyebutnya layak. Dia juga ada komunitas yang saling menguatkan dan sumber rezeki.
Tapi DD mengatakan bahwa sejak masuk mommunitas itu ada hal yang menyebabkan hidupnya terancam. Penulis jadi heran krenapa begitu bang, tanya penulis.  DD meenjelaskan bahwa kelompok ini fanatik sekali kepada anggotanya sehingga mereka tidak boleh "meninggalkan" kelompok itu. Jika mereka bermaksud ingin meninggalkan mereka  maka ada konsekuensi  beruapa ancaman  dari komunitas itu.  Tentu saja ancaman itu mengerikan misalnya pernah dihancurkan rumah sewa yang ia kobtrak selama 5 tahun.
 Disarankan hijrah
Penulis menyarankan agar abang  itu hijrah baik secara fisik maupun non fisik. Beliau mennganggukan kepalanya sebagai tanda ingin sekali hijrah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H