Bismillah,
Banyak sekali momen indah yang tak terlupakan waktu penulis kecil berada di desa Lubuk langkap Air Nipis Bengkulu Selatan. Salah satunya adalah mencari dan memasak siput atau keong sawah. Bahkan ada juga keong sungai yang disebut kembuai. Berikut apa saja kenangan itu dan manfaat mengkonsumsi keong yang tidak dipahami.
Diminta ibu
Ibu penulis selalu memberi tugas kepada penulis sebagai anak tertua agar membantu dia menyiapkan  makanan untuk keluarga ibu. Maklum ibu punya anak 8 orang yang masih kecil dan perlu makanan bergizi. Ibuku yang bernama Hj Rahina Merinsan meninggal di Mekkah pada musim haji 1445  H atau 25 Juni 2023 itu memang kreatif. Kadang anaknya ia minta untuk mencari ikan, mencari gondang, atau mencari sayur pakis pinggir sungai atau sawah.
Dididik peduli
Ayah dan ibu penulis mendidik kami terutama penulis sebagai anak sulung untuk peduli dan bertanggung jawab kepada kebaikan dan kemajuan keluarga. Itu mereka tanamkan pada waktu makan bersama di pagi atau malam hari. Mereka banyak bercerita tentang oeang-orang baik yang mereka dengar atau mereka temui.
Mencari gondang dan memasaknya
Gondang yang kami cari di sawah atau di sungai merupakan anugerah dari Allah untuk penduduk Lubuk Langkap Kecamatan Air Nipis Bengkulu Selatan dan sekitarnya. Keluarga ayah penulis memperoleh asupan gizi berupa protein yang beragam dan itu ada sepanjang tahun. Kalau tidak ikan, daging rusa maka gondang atau siput merupakan makanan bergizi yang selalu menyertai keluarga ayah dan ibu.
Gondang sawah diyakini oleh para pakar kesehatan merupakan makanan dengan kandungan protein berkualitas tinggi, sumber antioksidan, mengandung Omega 3 yang penting untuk otak dan jantung, rendah kalori dll.
Memasak gondang yang kaya protein, mencegah kolestrol itu tidak sulit. Cukup dibuang kotoran di bagian pantatnya, dibuang tutup mulutnya lalu dicuci dan.dimasak pakai santan kelapa plus bumbu dapur. Dimasak beberapa menit sudah menjadikan masakan yang beraroma sedap dan enak dimakan bersama nasi. Ada kalanya dimasak dengan rebung bambu yang sudah difermentasi sehingga berasa asam tapi sedap rasanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H