Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Memahami Kehidupan yang Penuh Ujian

5 Desember 2024   08:46 Diperbarui: 6 Desember 2024   01:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Manusia sejak dari dilahirkan keluar  kandungan ibu telah memperoleh ujian demi ujian. Ujian itu mulai dari ujian yang enak dan tidak enak. Bayi kecil itu sakit. Bayi kecil itu menangis karena ditinggal ibunya. Juga menangis karena tak tahan panas atau dingin yang dialaminya. 

Makin besar dia berpeluang mendapat ujian ketika di sekolah. Di halaman rumah juga berpeluang masuk kolam ikan atau kena gigit semut. Waktu berjalan berpeluang ditabarak sepeda, motor atau bahkan ada yang ditabrak mobil. Pendek kata ujian demi ujian  memang ada dialami manusia. Ujian itu bisa enak dan bisa juga tidak enak.

Bersyukur dan bersabar

Manusia yang memperoleh ujian tidak enak maupun enak itu mesti menjalani hidup dengan sabar dan syukur. Jika kita bersyukur maka hati jadi tenang, jadi bahagia. Jika kita bersyukur maka Allah bisa murka dan marah pada kita. Bahkan Allah menjanjikan azab kepada mereka yang tidak bersyukur alias kafir atau ingkar dari perintah-perintah Allah.

Ujian itu penghapus dosa

Jika manusia ditimpa ujian maka itu bisa merupakan prasarana dan sarana untuk diampuni dosa atau naik darajay di sisi Allah. Salah satu cara merespons ujian yang diterima kita manusia dengan mengucapkan: "innalillahi wainna ilaihi rojiun". Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kepada Allah kembali semua urusan. Artinya kita mengakui bahwa kita ini ciptaan Allah. Terserah Allah mau diapakan. Karena itu Allah akan senang jika kita sabar dan ridha dengan ujian yang Allah berikan.

Allah melihat hati kita

Dalam suatu kesempatan Allah berfirman melalui hadis qudsi "sesungguhnya Allah tidak  melihat wajah dan harta kalian melainkan Ia melihat hati dan amal kalian". Karena itu wajah dan harta, kedudukan, status sosial dll bukanlah indikator yang bisa menjadikan kita baik di mata Allah swt. Karena Firaun dan Qorun pernah sangat berkuasa dan san sangat kaya. Tetapi karena menyombongkan diri maka mereka dilaknati oleh Allah swt. Maka tirulah nabi Muhammad saw. Nabi berhati mulia, beramal soleh yang banyak.  

n me

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun