Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Alasan Mengapa Pergi Haji Berkali-kali

16 Juni 2024   07:07 Diperbarui: 18 Juni 2024   17:33 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Banyak kita temui dan dengar masyarakat Indonesia terutama jika itu terjadi pada kelyarga, sahabat dan sejawat yang berangkat pergi haji lebih dari satu kali. Mulai dari 2 kali hingga puluhan kali. Itu bisa diyakini bahwa pasti ada yang tidak beres. Ketidakberesan yang pertama adalah terjadi pengubahan data alamat sang jamaah karena peraturan pemrintah tidak membolehkan haji berkali-kali. 

Jika saja mereka sadar

Pergi haji berulang-ulang tanpa alasan yang syar'i tentu saja akan mengubah hukum pergi haji itu sendiri. Pergi haji yang pertama hukumnya wajib. Pergi haji yang kedua hikumnya sunnah. Pergi haji yang ketiga makruh. Dan seterusnya. Kenapa demikian? Karena muara dari semua ibadah adalah kepedulian kepada sesama. Hari ini kita saksikan betapa makin banyak orang Indonesia yang pergi haji makin banyao juga orang yang perlu dibantu. Siapa mereka itu? Mereka itu adalah mereka yang minim harta, minim kesehatan, minim pendidikan. Kelompok itu semua memerlukan ukuran tangan dari mereka yang kaya.

Jika puluhan ribu haji

Jika puluhan ribu jemaah haji yang melakukan haji lebih dari satu kali bahkan ada yang puluhan kali mendarmakan uang untuk ONH mereka. Mereka bisa mendarmakan ONH mereka untuk membantu fakir miskin maka akan banyak orang yang terbantu. Sebagai contoh saja jika 10.000 jemaah yang mendarmakan ONH mereka untuk kebutuhan ummat yang tidak cukup biaya untuk makan  kesehatan dan pendidikan. Ada 250 milyar per tahin uang yang bisa dibangunkan untuk sekolah, untuk TPA, untuk.panti jompo dan tempat pebampungan anak yatim dan orang miskin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun