Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Carut Marut Tata Niaga Beras Pasca Pemilu

17 Maret 2024   08:16 Diperbarui: 17 Maret 2024   08:58 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Kenapa anggota DPR RI tanya hal yang sudah tahu jawabannya kepada menteri Perdagangan RI Zulkifli Hasan. Pertanyaan itu adalah tentang carut marut tata niaga beras setelah Pemilu. Tentu semua tahu bahwa inj terkait dengan politisasi Bantuan Sosial (Bansos). Kok ada kaitanya? Iya. Karena beras hilang di pasaran dan kedua karena uang beredar dengan banyak karena terjadinya sogok menyogok selama pemilihan umum presiden dan legislatif.

Gak usah ditanya

Anggota DPR RI yang ibuk-ibuk mengherankan ketika bertanya kepada menteri perdagangan RI Zulhas. Pertanyaan itu sudah tahu jawabannya yakni selama pemilu terjadi peredaran yang sangat tak wajar dengan cara tak wajar. Karena itu maka naiknnya harga beras itu adalah sebavai konsekuensi ketidak wajaran itu. 

Demikian juga beras beredar dengan cara tak wajar karena banyak pihak yang menyebabkan berkurangnya pasokan beras karena beras tersedot oleh program bansos. Bahkan presiden RI Joko widodo menungguo sendjri bansos beras di depan istana mereda yanh menurut Mantan Wapres RI pak JK sesuatu yang tak wajar. "Masak presiden sendjri yang menunggui bansos di depan istana negara Jakarta"?. 

Di sini saja sangat bisa dipastikan bahwa beras bansos itu tidak tepat sasaran karena yang terima bansos adalah masyarakat menengah ke atas bukan masyarakat miskin sebagaimana program itu diperuntukkan. 

Anomali harga 

Tidak ada yang anomali tanpa campur tangan pemerintah ketika tahun politik terjadi. Tidak betul anomali harga beras disebabkan anomali cuaca karrna banjir, kekeringan, la nina atau el nino. Yang jelas tahun ini bamyak pihak menyadari bahwa praktek sogok menyok oleh kontestan pemilu merupakan fenomena yang terparah sejak reformasi tahun 1998. Tahun ini beredar uang bansos melalui APBN ratusan trilyun rupiah. 

Demikian juga beredarnya uang dengan jumlah yang sangat besar karena kontestan pemilu menghamburkan uang agar mereka dipilih oleh rakyat. Maka semua harus terima kenyataan bahwa uang sogok menyogok itu akan berdampak lama, terstruktur, masif dan menyeluruh. Karena itu  jangan heran jika inflasi tinggi dan rantai tata niaga terutama beras mengalami gangguan yang memilukan dan memalukan.

Wallahualam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun