Bismillah,
Kali ini penulis melaksanakan perjalanan rohani ke tanah suci tepatnya untuk mengunjungi masjid Nabawi di Madinah dan masjidil haram di Mekkah. Selain itu penulis dan keluarga ingin berziarah ke kubur ibunda yang meninggal pada musim haji bulan zulhijjah 1145 H atau bertepatan dengan sabtu 25 Juni 2023 atau 6 Zulhijjah 1445 H. Mengapa ke masjid Nabawi? Mengapa tidak Umroh ke Baitullah lebih dahulu? Bolehkah melakukan umroh terlebih dahulu?
Melalui travel zafa tour
Alhamdulillah kali ini penulis memperoleh kesempatan untuk dibantu perjalanan ke tanah suci mulai dari manasik, perlengkapan umroh, koper, mukena untuk jemaah perempuan, pakaian ihram untuk jemaah laki-laki. Untuk pengelolaan perjalanan rohani pihak zafa tour membentuk group WA. Pihak Zafa tour juga menyiapkan Tour Leader untuk setiap group dalam hal ini untuk setiap grup 1 orang. Kali ini ada 4 grup. Di Mekkah dan Madina ada 2 muthowib. Tour leader grup 1 adalah  Ustadz Tanzul Arifin, S.Pd.I sedangkan Muthowib adalah ustadz Habibi dan ustadz Kamil. Muthowib ini berasal dari Madura. Sementara ustadz Tanzul dari Muara Enim Sumatera Selatan
Di Masdijil Nabawi
Di Madina selain solat 5 waktu grup kami diajak solar di Raudho tempat yang paling digemari umat islam jika berkunjung ke masjid Nabawi. Tempat ini diyakini merupakan tempat yang mustajab dalam berdoa kepada Allah karena di sini tempat nabi Muhammad beribadah dan menerima wahyu. Selain itu jemaah diajak ibadah di masjid Quba. Masjid ini juga berkah karena merupakan masjid pertama sewaktu nabi Muhammad tiba di Madinah. Setelah itu jemaah diajak ke kebun kurma dan terakhir ke bukid uhud. Setelah itu jemaah diajak kembali ke masjid nabawi. Di Madinah jemaah kami menginap di hotel Concord yang sangat dekat dengan masjid Nabawi.
Di Masjidil Haram
Di Mekkah selain solat 5 waktu grup kami diajak untuk mendatangi tempat-tempat bersejarah meliputi jabal tsur, jabal nur, gua hira, padang Arofah, jabal qurban dan miqad di Jurana atau ja'rona. Sedih jika ingat dengan penderitaan nabi Muhammad saw dan sahabatnya Abu Bakar Sidik yang berjuang mati-matian untuk islam tetap tegak. Di sini juga kita bisa meresapi penderitaan Asma binti Abu Bakar yang harus memberi makan nabi dan bapaknya dengan mengantar makan minum dalam keadaan hamil. Â Mengantar makanan itu harus mendaki bukit terjal pulang pergi selama 3 hari. Â Setelah miqad di Jurana jemaah memakai pakaian ihram lalu kembali ke hotel untuk makan siang dan thawab dan sa'i. Di Mekkah kami menginap di hotel bintang lima yakni hotel Anjum. Hotel anjum ini hanya berjarak 150 m dari proyek ekspansi masjidil haram. Makan di hotel ini sangat lengkap menunya dan enak.Â
Ziarah ke makam ibunda
Momen sedih bercampur bahagia terjadi ketika kami bersama istri, anak, adik dan cucu berziarah ke makam ibunda di Aljanntatul Muallah yg berjarak di balik bukit luar kawasan masjidil haram. Sedih karena ditinggal ibunda waktu musim haji tahun lalu. Ibunda Hj Rahina Merinsan Rahim dipanggil Allah 3 hari sebelum wukuf di Arofah 5 hari sejak ia tiba di Mekkah tepatnya 25 Mei hari sabtu tahun 2023 atau bersamaan dengan 6 Zulhijjah 1445 H. Bahagia sekali bisa berada di pemakaman ibunda walau tidak bisa masuk. Kami meyakini bahwa ibunda sangat bertuah karena Allah pilih berkubur di Mekkah. Banyak sekali orang yang mau dikuburkan di tanah suci ini tetapi tidak bisa.