Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Masa Depan Eman Remang-remang (Bagian 6)

24 Oktober 2023   08:15 Diperbarui: 24 Oktober 2023   08:33 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

:*"Sinar Harapan di Pelabuhan Hati).*


Sinar mentari datang membawa harapan, menguak kabut embun pencipta keremangan.  Matahari makin menjulang, cuaca semakin terang.  Kakak tertua pun datang, mendukung kuat utk menguliahkan adik tersayang, yg semasa kecil ikut dirantau orang.  Dia siap membantu ayah & adiknya sebagai tulang belakang.


Kuliah dijalani dg gaya yg sangat bersahaja; tak peduli dg busana yg tdk serupa dg teman lainnya, tak ingin hanyut di "Kali Asmara Cinta Hampa" yg bisa memperdaya;  hingga Eman dilantik & diwisuda sebagai Sarjana, yg selanjutnya dia dikenal sebagai Guru di sekolah tempat dia ditempa.


Betapa bangganya kakak tertua; betapa senangnya ayahanda yg ilmunya hanya mengenal huruf2 & permainan angka; betapa haru gembiranya saudara2 bila mengenang Eman kecil sewaktu baru ditinggalkan ibunda.  Namun keluarga ini belum melihat tanda2 Eman akan berumah tangga; karena pacar saja tdk ada.  Padahal tanpa setahu mereka, Eman juga dilanda asmara.  Berikut kisahnya ...

*Eman* yg sdh hampir 2 th mengenal *Arni*, sikapnya tdk berubah sejak mahasiswa, meskipun dia sdh menjadi seorang sarjana.


Selagi dia masih mahasiswa tingkat terakhir di kota tempat penelitian tesis-nya; dia mendengar cerita dari Safrin yg juga kenal dg Arni, bhw Arni akan dilamar seorang Insinyur ITB.  Setelah di kamar dlm kesendirian, Eman hanya tercenung memandang buku2 berserakan dihadapannya.  Tanpa sadar dia meneteskan airmata; lalu merobek surat yg akan dikirimkannya ke Arni.  Kemudian dia memeluk salah sebuah buku, & dia-pun lalu tertidur diantara buku2 yg berserakan.


Sehabis mengadukan perasaannya kpd Tuhan di keheningan dinihari, dia-pun menumpahkan perasaannya ke dalam buku harian yg mengukuhkan pendirian, bhw kekasih sejatinya kini hanyalah buku2 yg sempat terabaikan.


Tiga minggu berselang, datang sepucuk surat dari Arni.  Eman memandangnya sejenak; dia berfikir, pastilah berita Pertunangan Arni.  Fikiran sempit ini membuat Eman tdk membukanya, karna tak mampu membaca kabar itu.  Surat itupun langsung dibakarnya.  Tapi kemudian dia terpikir, bahwa seharusnya dibalas.  Lalu singkat saja dia tulis surat dg tulisan yg indah, & tak peduli dg tetesan air matanya yg membasahi surat ... :

 "Surat Arni tidak abang baca lagi, karena abang sudah tahu isinya; Safrin yg pernah cerita. *... Selamat Jalan adindaku ... Semoga Bahagia*.  Bbrp hari lagi abang akan pindah tempat Kost.  In syaa Allah 5 bln lagi tugas abang di kota ini selesai, & kembali ke daerah kita.  *Wslm, Bang Eman*.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun