Bismillah,
Salam pak Jokowi presiden RI ke 7 yang saya hormati. Semoga surat ini sampai kepada bapak dalam keadaan sehat jasmani dan rohani. Meskipun bapak tidak kenal saya tapi kami sangat kenal bapak. Surat ini tidak ingin mempengaruhi bapak dalam menjalani rosa oemerintahan yang masih 1 tahun lagi tetapi hanya mengingatkan saja bahwa bapak berpeluanh jadi presiden yang meninggalkan istana dalam kebaikan atau husnul khotimah.
Adillah dalam bertindak
Ketika bapak bicara, bertindak maka pedomani konstitusi. Mesti tidak memihak, tidak mengindorse pribadi tertentu alias tidak cawe-cawe. Yakinlah. Ahwa presiden ke depan akan melindunhi anda sebagai mantan presiden. Â Ke depan bapak akan dikenang sebagai pelopor jalan tol walaupun yang membangun investor. Tetap orang mengenang jalan tol dibangun terpanjang di era bapak.
Lakukan konstitusi
Dalam bidang pendidikan ada kewajiban konstitusi yang belum tuntas. Apa itu? Pertama, mewajibkan negara untuk melaksanakan pendidikan dasar. Kedua, melaksanakan pendidikan di Indonesia dengan saru sistem. Ketiga, melaksanakan penilihan umum setiap lima tahun dengan azas: umum, langsung, bebas dan rahasia.
Jika bapak melakukan pemerintahan seauai dengan Undang-undang Dasar NKRI maka semua rakyat akan mengenang bapak sebagai presiden yang baik, yang sulit dilupakan apalagi pada zaman bapak banyak infrasruktur dibangun.
Belum terlambat
Pak Jokowi masih ada banyak waktu bagi bapak untuk meninggalkan jejak digital yang baik sebagai presiden RI ke 7. Di antara jejak digital yang mungkin bapak lakukan adalah:
Pertama, laksanakan pemilu yang luberdil. Pemilu yang langsung umum bebas rahasia dan adil untuk semua. Hilangkan presidential treshold 20 persen menjadi 0 persen sehingga banyak calon presiden yang akan berkompetensi pada tahun 2024 supaya ide-ide dari mereka akan banyak dari orang-orang yang berbeda.
Dengan begitu pak Jokowi akan dikenang sebagai bapak Demokrasi Indonesia.
Kedua, laksanakan pendidikan satu sistemuntuk seluruh Indonesia langsung di bawah presiden. Hari ini pendidikan kita dilakukan oleh banyak kementerian lembaga. Lain Diknas lain pula kementerian agama. Akibatnya pendidikan kita kacau dan cenderung menjadi lembaga pendidkan yang berserak-serak.Â
Ketiga, jangan hidupkan monopoli dalam urusan yang menyangkut hajat hidup orang banyak tetapi hidupkan koperasi yanh terkenal dengan sokoguru perekonomian negara kita.
JAYALAH NEGARA KITA.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H