Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Bunda Rahina, Kami Bangga Padamu

29 Juni 2023   03:28 Diperbarui: 1 Juli 2023   04:24 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Sebagai anak sulungmu, bunda Rahina, penulis tahu banyak tentang sepak terjangnya dalam memperjuangkan dapur keluarga suami agar tetap ngepul. Ibunda Rahina tak pernah mengeluh tentang kerasnya hidup yang ia jalani. Penulis adalah bagian dari kerasnya hidup bunda Rahina. Jalan kaki puluhan kilometer, berdagang ke pasar komoditas pertanian dan perikanan. Puluhan hingga ratusan meter persegi lahan ibunda cangkul untuk menanam ubi kayu agar anak-anaknya tetap makan.

Didukung kakek nenek

Bunda Rahina sangat beruntung. Kenapa? Dari saudara laki-laki dan perempunan, bunda Rahina beruntung karena perjalanan hidupnya didukung moril dan materil oleh ayah ibunya yang rela menjaga kebun kopi untuknya. Tak kurang 3 hektar kebun kopi di datar kepahyang Air Nipis dibuka oleh ayah Rahim yang dijaga oleh kakek Merinsan dan nenek Muntianan. Untuk apa? Untuk mempersiapkan cucu-cucunya sekolah. 

Jualan ke pasar seginim

Ibunda Rahina menjalani hidup dengan bertanam, sedikit diproses, didistribusikan dan dipasarkan. Jika membandingkan dengan ilmu bisnis pertanian modern maka keluarga ayah penulis telah mempunyai komponen bisnis pertanian yakni producing, processing, distributing dan marketing.

Jalan kaki itu biasa

Sejak kecil kami anak bunda terlatih jalan kaki karena itulah alat transportasi yang murah. Anak bunda yang no 1 dan no 5 biasa berjalan kami 60 km satu kali jalan.melalui hutan, nyeberang sungai. Bertemu gajah, bertemu tapak macan, babi, ular dll. Berjalan dari kampung ke kebun dengan jarak 10 km itu sudah biasa. Setelah itu bunda dan kami terutama anak sulung berjalan kaki mrmbawa barang dagang dari lubuk langkap ke kalangan seginim juga tak kurang dari 10 km. 

Kami bangga padamu

Kami anak anak bunda sangat bangga pada bunda yang hanya tamat kelas 3 SD swasta di desa Darat Sawah Seginim itu. Namun bunda Rahina senang bertanya dengan orang lain termasuk dengan anak cucunya. Pada saat musim ngurus biovisa untuk haji, ikut manasik haji sangat rajin. Ada asisten khusus bunda yakni Nahayani yang kami panggil.cik Ani. Dengan Ani ini bunda Rahina sangat sayang karena dia sangat perhatian pada bunda dan rela menemani bunda kemana saja. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun