Mohon tunggu...
supli rahim
supli rahim Mohon Tunggu... Dosen - Orang biasa

Orang biasa yang ingin mengajak masuk surga

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ketika Ibunda Rahina Akan Berangkat Tunaikan Haji

31 Mei 2023   04:10 Diperbarui: 31 Mei 2023   18:06 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bismillah,

Tahun ini adalah tahun ke-13 dari berpulangnya ayah penulis yang bernama H Abdur Rahim bin Hamzah. Ayah memiliki saudara yang banyak. Tak kurang ada 9 bersaudara. Dia punya abang dan kakak, dia juga punya adik laki-laki dan perempuan. Ayah kini berumur 90 tahun jika dia masih hidup.

Merantau

Sejak bujang kecil ayah merantau ke daerah Lintang Sumatera Selatan. Dia mencari uang dengan bekerja apa saja mulai menjadi tukang kayu dan bekerja di kebun. Tidak jelas mengapa ayah tidal bersekolah sampai SMP atau SMA. Yang jelas orangtua ayah meninggal pada umur ayah masih kecil sehingga dia perlu merantau untuk menghibur diri dan belajar menapaki jalannya kehidupan.

Seorang yang bijak

Karena banyak merantau ayah penulis jadi orang bijak. Meski demikian dia mendidik anak-anaknya secara keras agar mereka rajin belajar dan punya akhlak mulia. Dia akan marah jika ada anaknya bolos sekolah atau malas ngaji. Ayah juga akan sangat marah jika anaknya ketahuan mencuri walau itu uang ayah.

Umroh ramadhan

Ayah dan ibu penulis telah sempat diumrohlan pada tahun 2005. Itu terjadi pada lima tahun sebelum ayah meninggal. Ayah sangat senang dengan keberangkatan beliau bersama ibu kr Mekkah dan Madinah. Waktu cerita tentang umroh ke tanah suci wajah ayah selalu berbinar. Kala itu dia menjalani umroh bersama para dosen FK Unsri yang juga teman penulis. Dia diperlakukan sangat baik oleh teman-teman penulis. 

Ketika Ibunda akan pergi haji

Ketika tahun ini ibunda Rahina Merinsan Rahim akan berangkat haji, penulis senang dan sedih. Sedih karena ingat ayah. Senang karena ibu akan menjadi tamu Allah. Tidak semua muslim bisa pergi haji. Ingatan penulis jauh teringat dan terkenang ayah penulis yany secara tulus mendidik kami adik beradik dengan nasehat yang terus menerus, memberi kami makanan yang enak dan halal serta menyekolahkan kami supaya kami jadi pandai. Bahagialah dikau ayah.

Dalam mendidik ayah penulis banyak cerita keberhasilan orang di sana dan di sini. Cerita itu menghujam di dalam.hati penulis. Timbul rasa ingin jadi anak kebanggaan orang tua, kebangaan ayah, kebanggan warga desa. Ayah menurut penulis sangat pandai memotivasi anak-anak beliau dan selalu mendoakan kami. Bangga padamu ayah.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun