Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kalau Kau Sedih Bacalah Selalu Al Quran

10 April 2021   06:08 Diperbarui: 10 April 2021   17:08 617
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Sedih, galau, fikiran kacau adalah bagian yang tak terpisahkan dari kehidupan manusia termasuk kaum muslimin sendiri. Sebetulnya, selama Al-Qur'an berada dihati kita, di dalam fikiran kita, di dalam ingatan kita maka tak perlu kita bersdih, apalagi gunda dan fikiran  kacau. Mengapa? Karena Alquran adalah sebaik-baik buku manual kehidupan, manual petunjuk, informasi tentang petunjuk dan pembeda antara haq dan bathil. Tulisan ini mencoba mengungkapkan perlunya kita membaca, mempedomani dan memghayati bahkan mengamalkan al-quran.

 Aku tidak akan bersedih

Pertama, ketika aku dalam keresahan dan tak terasa air mataku mengalir sementara hatiku terasa sangat sempit, aku membaca firman-Nya :

Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah, hati akan menjadi tentram. (QS.Ar-Ra'd:28).

Ayat ini menuntunku untuk selalu mengingat Allah dalam keadaan sedih, senang, berdiri, berbaring dan duduk. Dengan berzikir kepada Allah, meyakini firmanNya, janjiNya  maka hati akan jadi senang.

Kedua, ketika semakin banyak yang memusuhiku dan mereka menekanku agar meninggalkan keyakinanku, aku membaca firman-Nya :

Sesungguhnya Kami menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari berdirinya saksi-saksi (hari kiamat). (QS.Ghafir:51).

Hatiku langsung hilang rasa takut, sedih dan galau hanya karena hal-hal seperti itu. Bahkan dengan shalat secara khusuk, hilang semua permasalahan, kalaupun ada tak akan membuat hidup jadi stress.

Ketiga, ketika dosaku terus bertambah dan membelengguku sementara keburukanku semakin menggunung, aku membaca firman-Nya :

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.Az-Zumar:53).

Ketika itu darahku kembali mengalir. Putus asaku hilang. Sungguh Allah Maha Baik.

Keempat, ketika aku kehilangan rasa percaya diri dan cobaan terasa sangat berat menimpaku, aku membaca firman-Nya :

Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu'. (QS.al-Baqarah:45).

Aku segera shalat. Kubasuh anggota wudhukku, ku menangis sambil berwudhuk, lalu aku mendirikan shalat. Dalam shalat ku memohon ampunanNya, rahmatNya dsb. Ternyata Allah bantu semuanya.

Kelima, ketika kesabaranku mulai habis karena permusuhan mereka terhadapku, lalu disaat aku mampu membalasnya, aku teringat dan membaca firman-Nya :

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh. (QS.al-A'raf:199).

Walau masih berat memaafkan orang yang menyakitiku, aku berusaha mengingat kebaikan orang itu. Kalaupun dia bukan orang baik maka aku ingat pada Allah yang sangat baik kepadaku.

Keenam, ketika syaitan membisikkan keburukan kepadaku agar aku melenceng dari jalan yang lurus, aku membaca firman-Nya :

Dan jika syetan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.Fussilat:36).

Pada saat ini aku selalu mempraktekkan membaca taausy, membaca doa minta ampunan, baca doa minta pertolongan Allah dsb, hatiku akan  tenang kembali.

Ketujuh, ketika aku berbuat kebaikan dan tidak ada apresiasi dan rasa terima kasih dari orang lain, aku membaca firman-Nya :

Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaik (surga) dan tambahannya. Dan muka mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) kehinaan. Mereka itulah penghuni surga, mereka kekal di dalamnya. (QS.Yunus:26).

Setelah itu hatiku secara otomatis jadi damai. Jangan pernah berharap kepada makhluk. Karena makhluk Allah semuanya. Hanya Allah tempat aku berharap.

Kedelapan, ketika aku bersedih karena harapanku tidak tercapai, aku kembali kuat dan optimis setelah membaca firman-Nya :

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". (QS.Ghofir:60).

Di sinilah kita jangan bosan untuk berdoa kepada Allah Yang Maha Baik. Janji Allah selalu tepat.

Kesembilan, ketika kondisi keuanganku memburuk dan aku tidak memiliki apa-apa untuk menghilangkan rasa laparku, aku merasa tenang ketika membaca firman-Nya :

Sesungguhnya Allah Dialah Maha Pemberi rezeki Yang mempunyai Kekuatan lagi Sangat Kokoh. (QS.adz-Dzariyat:58).

Sering aku dan pembaca sekali bertambah kekuatan moral, kekuatan mental, rezeki tak disangka-sangka dsb menghampiri kita yang hampir putus asa. Shalat dan zikir sangat ampuh mengatasi keadaan ini.

Kesepuluh, ketika bumi ini menjadi sempit dan menghimpitku, aku menyeru kepada Allah seperti dalam firman-Nya :

Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim". (QS.al-Anbiya:87).

Aku jadi tersentak dan bersemangat setelah merenung dan membaca ayat tentang nabi Yunus.

Kesebelas, ketika aku melihat orang lain memiliki segalanya sementara aku tak memiliki apa-apa, aku membaca firman-Nya :

Dan tiadalah kehidupan dunia ini, selain dari main-main dan senda gurau belaka. Dan sungguh kampung akhirat itu lebih baik bagi orang-orang yang bertakwa. Maka tidakkah kamu memahaminya? (QS.al-An'am:32).

Ketika itu  pula rasa minderku hilang, aku jadi bahagia, aku jadi selalu bersyukur kepada Allah.

Begitulah pembaca sekalian, mengapa kita harus bersedih, mengapa kita tidak mengubah sikap kita selama ini yang selalu berhati sempit, selalu gunda gulana dan selalu bersedih. Tidak ada alasan bagiku dan kita untuk bersedih karena Al-Qur'an selalu menjadi obat bagi hatiku dan bagi kita yang terkadang sakit.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun