Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran tentang Salat dari Buah Pisang

8 April 2021   06:36 Diperbarui: 8 April 2021   08:07 633
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dokpri dan thetearchive.com

Bismillah,

Shalat adalah sarana bagi umat islam untuk berkomunikasi, berdoa, menunaikan kewajiban, menghubungi tuhan mereka, Allah swt. Tetapi shalat itu tidak beda atau mirip dengan buah pisang. Shalat sendirian bisa, berjemaah lebih baik. Tulisan ini mengupas persyaratan buah pisang yang akan dibeli pembeli mirip dengan shalat sendirian vs shalat berjemaah.

Pelajaran  dari buah pisang

Buah pisang akan diperhatikan oleh calon pembeli, calon pengkonsumsinya dari sejumlah aspek. Pertama, jika pisang itu satu buah maka kualitasnya mesti sangat bagus sebelum diambil calon pembeli, pengkonsumsi. Jika ada bagian yang busuk dari buah itu maka akan gagal dipilih. Beda dengan kondisi di mana buah pisang itu ada satu sisir atau satu tandan maka ada toleransi dari calon pembeli, penkonsumsi, yakni boleh ada yang busuk, 1 atau dua setiap sisir atau setiap tandan buah pisang.

Kedua, di mana buah pisang di jual. Jika pisang dijual di sembarang tempat maka para pembeli masih memilih di pasar pisang, tidak di sembarang tempat.

Ketiga, buah pisang dijual mesti tidak terlalu mentah atau terlalu masak. Jadi pisang mesti mateng tepat waktu.

Dari situ kita dapat analagikan dengan solat yang didirikan, dikerjakan oleh umat islam.

Umat islam jika solat sendirian agak mirip dengan jualan pisang satu buah. Umat islam.yang solat fi mesjid agak mirip dengan pisang dijual di pasar pisang. Umat islam yang solatnya telat agak mitip dengan solat yang terlambat.

Solat yang tertib

Indah sekali ajaran islam karena bisa dianalogikan dengan bermacam-macam kegiatan umat islamsehari-hari. Memilih buah pisang untuk dikonsumsi oleh keluarga atau perorangan mesti memenuhi persyaratan yang tidaksedikit. Tanpa kita sadari atau kita sadari bersama bahwa kita dalam memilih pisang saja mesti ada tertib. Demikian juga dengan solat lima waktu yang hukumnya wajib bagi umat islam.

Tertib yang pertama. Tertib waktu.

Umat islam mesti tertib solat dalam hal waktu.  Ibarat buah pisang jangan terlalu mentah, sebagai analagi solat yang belum masuk waktu. Misal waktu solat subuh pukul 5 wib maka kita tidak boleh solat pukul 4 wib pagi hari. Demikian juga jangan solat terlalu lambat. Misal solat subuh pukul 6 wib pagi hari. Itu sudah haram hukumnya sebagaimana kita makan buah pisang sudah terlalu ranum alias busuk.

Tertib yang kedua. Tertib tempat.

Umat islam jangan solat wajib bagilaki-laki di tempat selain masjid kecuali tidak ada masjid  Memgapa? Agak mirip dengan membeli pisang hukan di tempat yang tepat, yakni bukan di paaar pisang. Kita mesti khawatir jika bukan di pasang pisang.

Tetib yang ketiga. Tertib cara.

Umat islam mesti solatnya berjemaah. Belakar dari pisang jika sesisir atau setandan maka boleh ada yang busuk sebagai toleransi dari pembeli. Maka solat sendirian mesti tidak ada cacat. Solat kita mungkin saja tidak sempurna, tidak khusuk, tetapi solat berjemaah akan banyak menambahkan keberkahan karena Allah lebih melihat shaf yang rapi dan lurus dari solat berjamaah. Semoga saja kita diberi hidayah taufiq sehingga kita selalu menunaikan solat berjemaah, sehingga seumur hidup solat kita diterima oleh Allah swt.

Solat penentu sempurnanya amal kita

Seluruh amal ada kepalanya. Kepala seluruh amal adalah solat. Jika solat kita baik maka baik semua amal kita. Jika solat kita buruk, maka buryk semua amal kita. Oleh karena itu, jagalah selalu solat kita dengan tiga tertib di atas.

Jayalah kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun