Mohon tunggu...
Supli Rahim
Supli Rahim Mohon Tunggu... Dosen - Pemerhati humaniora dan lingkungan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Lihat Sawah dan Gunung, Ingat Masa Kecil

20 Maret 2021   04:53 Diperbarui: 20 Maret 2021   05:31 4531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bismillah,

Adalah hal umum dan biasa jika orang Indonesia tinggal di pedesaan yang akrab dengan sawah, gunung dan sungai. Tanpa terkecuali penulis yanh berasal dari pelosok desa tepatnya dusun Lubuk Langkap desa Air Nipis Bengkulu Selatan provinsi Bengkulu. Tulisan ini mengungkap sisi-sisi budaya dan pengalaman penulis sebagai fondasi hadapi masa depan.

Desa Permai

Adalah Abdul Djalil, senior penduduk desa Lubuk Langkap yang sering posting sejumlah foto dan video yang menggambarkan suasana desa permai. Posting seperti itu selalu "menggamit memori" penulis yang memang asal dan latar bepakangnya adalah semua tentang desa.

Dalam benak dan ingatan penulis selalu ada gabungan lengkap tentang sungai, hutan, sawah, kebun, belukar, jalan setapak, bukit dan gunung. Jadi ke mana saja dan di mana saja penulis berafa akan sangat tergamit memorinya jika cerita trntang desa permai, melihat dari dekat suasana desa dan sebagainya.

Melukis desa permai

Ketika di SD, SMP dan SMA tepatnya ketika di SMPN Manna dan SMAN Manna kala itu sangat gemar melukis desa permai itu. Pada buku gambar dengan ukuran kertas A4 dan atau double folio, penulis sangat sering melukis dengan cat air warna warni tentang desa permai itu.

Setelah menapaki kuliah di Universitas Sriwijaya tepatnya di Fakultas Pertanian penulis sering terpapar dengan suasana pedesaan. Bagian dari kehidupan penulis sebagai mahasiswa yang sangat kental mempengaruhi kehidupan.penulis adalah ketika praktek lepangan, ketika kuliah lapangan, ketika menjadi anggota Ikatan Mahasiswa pencinta alam (IMPALM) penulis menjadi semakin akrab dengan desa pernai.

Latar Belakang vs Masa Depan

Berlatar belakang sebagai penduduk pedesaan yang jauh dari keramaian perkotaa , penulis tak mungkin melupakan suasana pedesaanya g telah berurat dan berakar di dalam jiwa penulis. Karena itu adalah bagian dari kehidupan penulis. Karena itu ketika sudah menapaki usia dewasa, penulis mengajak keluarga terutama istri  dan anak untuk tinggal dalam suasana pedesaan. Alhamdulillah hari-hari  ada sungai, "hutan" dan bahkan di halaman rumah penulis ada pohon labu kayu yang banyak buahnya. Pohon inimenggambarkan keadaan desa pwrmai penulis di mana pohob labu kayu banyak ditanam penduduk di pinggir sawah, di pinggir desa.

 Ada kebesaran Allah

Di desa maupun di kota ada kebesaran Allah sebagai pencipta langit dan bumi berasosiasi dengan desa permai itu. Gunung  yang tinggi menjulang yang ada dari kejauhan di desa penulis tepatnya bukit barisan yang bersambung ke gunung dempo dengan hamparan sawah yang menghijau dan setelah itu menguning merupakan tanda-tanda yang menggambarkan kebesaran Allah pada hati dan memori penulis.

Surga dan sungai-sungai

Adalah agama penulis yang kitab sucinya adalah alquran sangat sering dan banyak memuat keadaan surga yang air sungainya  memgalir di bawah surga itu sendiri. Ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengalaman, latar bepakang kehidupan penulis. Semoga pe ulis dan pembaca akan Allah anugerahi kehidupan "bakdi surga"dan mati masuk surga. Aamin yra. 

Jayalah kita semua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun