Bismillah,
Suatu hari seorang bujang atau pemuda miskin yatim piatu mendapat tempat untuk bertukang di Desa Palak Bengkerung Seginim Bengkulu Selatan. Nama pemuda itu adalah Abdur Rahim atau dipanggil Rahim. Karena lama berada di Palak Bengkerung, Rahim diberitahu ada gadis di Lubuk Langkap yang tengah mencari calon imam.
Rahim dan temannya mendatangi rumah gadis itu yang berlokasi di bagian hulu desa Lubuk Langkap, setelah berjalan 3 km berjalan kaki. Rahim menyatakan minatnya untuk meminang si Gadis yang bernama Rahina itu. Setelah agak lama berjalan waktu, Rahim meminang gadis yang rumahnya berlokasi di sisi kanan jalan mandi Lubuk Langkap itu. Rahim bertanya kepada Rahina tentang maskawin, dijawab oleh Rahina cukup membaca surat Al-Ikhlas atau Qulhu sebanyak 100 kali.
Rahim dan keluarga kembali ke kampung di Sebilo Masat Bengkulu Selatan untuk selanjutnya menunggu dan mempersiapkan pernikahannya.Â
Rahim dan Rahina itu adalah nama ayah dan ibu penulis. Setelah menikah Rahim dan Rahina tinggal bersama kakek dan nenek penulis yakni Merinsan dan Muntianan. Menurut Sukardi, salah seorang saksi sejarah, Merinsan adalah salah seorang "yang dianggap" pemimpin rombongan kepindahan "migrasi" dari daerah Masat, Bandar Agung, Batu Pance, Batu Kuning, Sebilo, Kota Bumi, Ayik Umban dan sekitarnya.
Musholla dibangun
Adalah Rasaluddin Sinip, teman satu kelas waktu di Madrasah Ibtidaiyah Muhammadiyah Tanjung Baru, nama lain Lubuk Langkap. Kami berteman di facebook dan saling bertukar no WA.Â
Sejak dimasukkan di dalam grup WA Lubuk Langkap saya banyak berdiskusi dengan.anguota grup WA Lubuk Langkap itu yang lain.
Adalah Isman Masak, seorang guru di MTsN Suka Negeri merespons ajakan saya untuk meminta dicarikan lahan. Isman adalah yunior saya dan tetangga sebelah rumah waktu di desa. Isman bertanya untuk apa bang? Saya bilang kepada Isman tentang kenyataan bahwa para turis yang mandi di pusat pemandian Lubuk Langkap itu tidak ada tempat shalat, musholla dan juga tak ada WC umum.
Gayung bersambut, Isman menyanggupi untuk menghibahkan satu kapling (20 m×20 m). Saya kirimkan contoh proposal pembangunan musholla. Dia dengan sigap meminta dibuatkan surat pengantar oleh pemerintah setempat. Isman, SPd jadi ketua, sementara saya cukup sebagai penasehat.
Bulan September 2020 pada saat pandemi kami memulai pencarian dana ke sana ke mari. Di Manna Bengkulu ada Haroni Murni, SP, yang merupakan sekretaris Dinas PUPR mencari donator dari teman-teman beliau. Donatur lain ada yang berasal dari kalangan mahasiswa, ada yang kalangan dosen di Riau, pimpinan Dewan, pengusaha dari Jakarta dan dokter juga dari Jakarta. Donatur lain ada juga dari Makasar, istri wakil bupati Majenne.